Jeep off-road vs Delman, Simbolisme Transportasi di Balik Politik Bangkalan

Lukman Hakim-Fauzan Jakfar dan Mathur Husyairi-Jayus Salam
Lukman Hakim-Fauzan Jakfar dan Mathur Husyairi-Jayus Salam

DALAM prosesi pendaftaran calon kepala daerah di Kabupaten Bangkalan pada Kamis (29/8/2024), terlihat dua pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati, Lukman Hakim-Fauzan Jakfar serta Mathur Husyairi - Jayus Salam, menunjukkan pendekatan yang berbeda. Namun sarat makna dalam prosesi pendaftaran ke KPUD Bangkalan.

Pasangan Lukman-Fauzan tampil dengan semangat dan kegagahan menggunakan kendaraan off-road open cup, sebagai simbol ketangguhan dan kesiapan menghadapi segala medan.

Sementara pasangan Mathur-Jayus memilih delman sebagai sarana transportasi menuju KPUD Bangkalan. Dengan menempuh perjalanan pada malam hari. Dalam prosesinya, terlihat nilai-nilai budaya, tradisi, filosofi, dan kearifan lokal tersirat dengan jelas.

Pendukung yang mendampingi Lukman-Fauzan dengan busana dan atribut partai menegaskan bahwa solidaritas dan kerjasama antar partai merupakan strategi dalam meraih kemenangan.

Mereka didukung oleh koalisi gendut yang dibentuk oleh 12 partai, merupakan gambaran dari beragamnya dukungan politik yang menyatu untuk satu tujuan.

Di sisi lain, pasangan Mathur Husyairi-Jayus Salam ingin menyampaikan pesan keamanan, keberanian, dan penghargaan terhadap sejarah leluhur.

Dengan menggunakan delman sebagai sarana transportasi, mereka menggambarkan betapa pentingnya menjaga kestabilan dan keamanan dalam perjalanan menuju puncak kekuasaan. Konon delman adalah kependekan dari "terkendali dan aman."

Berhenti sejenak di Taman Makam Pahlawan menjadi simbol penghormatan dan pengakuan terhadap para pahlawan yang telah berjuang untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa.

Mereka melanjutkan perjalanan ke KPUD dengan berjalan kaki, seolah-olah pembangunan dan kebijakan dalam kepemimpinan mereka berharap dekat selaras dengan aspirasi masyarakat. Sekaligus tidak ingin ada jarak antara pemimpin dan rakyat dalam memajukan Bangkalan.

Relawan yang mendukung pasangan Mathur-Jayus tidak dilengkapi busana khusus atribut dukungan. Sebagian dari para pendukung berpakaian umum sehari-hari. Memberikan kesan bahwa mereka datang dengan kerelaan atas panggilan secara spontan.

Kedua pasangan ini, dengan cara unik masing-masing, berhasil menyampaikan pesan-pesan filosofis dan nilai-nilai budaya yang melekat pada masyarakat Bangkalan.

Pesan yang disampaikan bukan hanya sekadar formalitas politik, namun juga merupakan refleksi dari karakter, keyakinan, dan pandangan hidup yang ingin mereka implementasikan dalam kepemimpinan mereka nanti.

Dari kedua prosesi pendaftaran tersebut, tergambar dengan jelas bahwa setiap langkah dan tindakan yang diambil memiliki makna mendalam dan memperlihatkan identitas serta karakteristik masing-masing pasangan calon.

Dari prosesi pendaftaran tersebut, terlihat bagaimana kedua pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Bangkalan mampu menggambarkan esensi dari kepemimpinan yang diinginkan.

Penulis adalah wartawan RMOLJatim

ikuti terus update berita rmoljatim di google news