Indonesia saat ini membutuhkan lebih dari 10 ribu tenaga ahli di bidang pertanahan dan tata ruang.
- Atasi PMK, Neng Ema Sarankan Upaya Mandiri Beri Suplemen Jamu Untuk Hewan Ternak
- Wali Kota Eri Raih Penghargaan Tokoh Inovasi Keinsinyuran dalam Pembangunan dari PII Jatim
- Semarak "Karnaval Nang Tunjungan", Wali Kota Eri Ajak Masyarakat Populerkan Batik Surabaya
"Kami telah melakukan studi dan menemukan bahwa kebutuhan tenaga ahli lulusan STPN sangat tinggi, baik di sektor pemerintah maupun swasta," ungkap Sekjen Kementerian ATR/BPN, Suyus Windayana, usai menghadiri Simposium Nasional yang membahas transformasi Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) menjadi Politeknik Agraria di Aula STPN Yogyakarta, Jumat (30/8).
Transformasi STPN menjadi Politeknik Agraria dinilai sebagai langkah krusial untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
"Langkah ini penting untuk memastikan pengelolaan pertanahan dan tata ruang di Indonesia dapat berjalan dengan lebih baik," tambahnya dikutip dari RMOL.
Suyus menegaskan bahwa lulusan STPN diharapkan tidak hanya diserap oleh Kementerian ATR/BPN, tetapi juga oleh pemerintah daerah dan berbagai badan usaha.
"Diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan keputusan untuk menambah program studi dan meningkatkan jumlah lulusan yang siap bekerja di sektor-sektor tersebut," jelasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- KPK Temukan 8,3 Juta Hektare Lahan HGU Belum Terpetakan, 244 Kasus Mafia Tanah
- Solusi Mengatasi Masalah Pertanahan di Indonesia