- Gus Asli
- Film Ressy
- Yakjuj Makjuj Sudah Muncul
KETUA Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar pernah berkata, “Saya sudah katakan dan saya tekankan: jika kita takut mati, kita takut mati di tempat tidur, seperti halnya unta. Kita takut mati dalam kecelakaan lalu lintas, stroke atau serangan jantung. Namun, kita tidak takut terbunuh di jalan. agama, tanah air, dan nilai-nilai sakral kita. Darah dan nyawa kami tidak lebih berharga dari darah dan nyawa martir terkecil yang mengorbankan nyawa berharga mereka demi tanah air, agama, dan nilai-nilai suci ini.”
Dan pada Kamis kemarin, 17 Oktober 2024, militer Israel mengumumkan pasukannya telah membunuh Sinwar dan dua pejuang Hamas lainnya di Rafah, Gaza selatan.
Foto dan video pun beredar. Yang menjadi perhatian adalah video drone Israel yang merekam detik-detik terakhir Sinwar terluka dan masih sempat melakukan perlawanan.
Bagaimana pemimpin Hamas tersebut berjuang sampai akhir dan memberikan perlawanan yang hebat kepada teroris zionis.
Kronologisnya, teroris Israel menembakkan tank ke arah Yahya Sinwar dan empat tentara Hamas.
Namun Sinwar satu-satunya yang selamat.
Kemudian, teroris Israel meluncurkan rudal dari peluncur yang dipasang di bahu ke arah Sinwar. Dia muncul, tanpa cedera.
Kemudian, teroris Israel meluncurkan drone yang dikendalikan dari jarak jauh ke Sinwar. Dalam keadaan terluka, dimana lengan kanannya putus, Sinwar masih berusaha menjatuhkan drone dengan melempar batu.
Selang 15 menit, penembak jitu teroris Israel akhirnya menjatuhkan Sinwar dengan tembakan tepat ke kepala.
Rekaman ini menunjukkan pada dunia bahwa Sinwar tidak bersembunyi tapi berjuang di garis depan.
Pakar Al Jazeera, Dr. Mostafa Al-Barghouti mengatakan, dulu mereka menyebut Sinwar bersembunyi di terowongan, tapi kini banyak orang menyadari bahwa Netanyahu-lah yang bersembunyi di dalam bunker saat memimpin komando.
Benar. Sinwar memang tidak bersembunyi di terowongan, atau hidup mewah dengan menjadi badut seperti Raja Abdullah II dari Yordania.
Rekaman drone Israel telah menunjukkan keberanian Sinwar. Rekaman yang seolah-olah ingin menunjukkan kesuksesan teroris Israel membunuh pimpinan Hamas, sebaliknya menunjukkan kebodohan. Ya, tidak ada video promosi Hamas yang bisa membuat Yahya Sinwar terlihat lebih tangguh, berani, dan legendaris dibandingkan video drone yang dirilis Israel kemarin.
Dalam rekaman tersebut, Sinwar berjuang layaknya lelaki sejati, membela tanah air dan rakyatnya. Hingga nafas terakhir menjemput.
Ia hidup sebagai pemimpin sejati, dan gugur sebagai panglima di medan pertempuran.
Rekaman drone menggambarkan sebuah ide yang tidak akan mati. Ide tentang perlawanan demi kemerdekaan akan terus hidup dan semakin berkobar setelah kepergiannya.
Sinwar adalah pahlawan di kehidupan nyata. Pahlawannya Palestina. Dia tetap mengenakan keffiyeh untuk menutupi wajahnya sampai akhir. Dia syahid sendirian saat berperang di Rafah, satu kilometer dari perbatasan Mesir, negara mayoritas Muslim yang memiliki tentara Arab terbesar.
Sinwar sendiri lahir di kamp pengungsian pada 29 Oktober karena orang tuanya diusir dari rumah mereka oleh orang Yahudi. Ia menghabiskan 22 tahun di penjara Israel dan disiksa secara brutal. Dia dibebaskan dari penjara rezim zionis pada 18 Oktober. Badai Al-Aqsa dimulai di bawah komandonya pada 7 Oktober. Dan akhirnya dia syahid pada 17 Oktober.
Sinwar memberikan perspektif baru bagi barat tentang Hamas. Mengapa mereka disebut teroris?
Jawabannya mungkin orang-orang yang bertanggung jawab mencuci otak kita dengan media adalah orang-orang yang saat ini melakukan genosida. Mungkin teroris sebenarnya ada di White House.
Mungkin teroris sejati adalah orang-orang yang terus menerus menyulut perpecahan dan perang sektarian di tengah umat Islam. Mengirim persenjataan ke Israel agar dapat melakukan genosida.
Mungkin teroris sebenarnya adalah yang menghasut perpecahan antara sunni dan syiah agar sesama umat Islam tidak bersatu. Terbukti saat Sayyed Hassan Nasrallah yang syiah dari Lebanon syahid, negara-negara Arab terutama Saudi yang menjadi kacung barat merayakan kegembiraannya. Hal yang sama saat Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar dari sunni tewas, mereka juga melakukan hal yang sama.
Demikian propaganda zionis. Memecah belah sunni dan syiah. Agar Islam terpecah. Agar tidak ada perlawanan saat zionis menghancurkan Al Aqsa kelak.
Kendati demikian, kemartiran Sinwar dan tokoh-tokoh perlawanan tidak akan menyurutkan perjuangan Islam dalam melawan kedzaliman zionis Israel dan sekutunya.
Pembunuhan Sinwar tidak akan menyebabkan kehancuran Hamas, seperti halnya Hizbullah yang tidak bisa dihancurkan usai kesyahidan Nasrallah. Hamas, Hizbullah hingga Houthi akan bertahan dan berkembang sebagai sebuah ide dan gerakan intelektual, dan akan membangun dirinya sendiri lebih cepat dari yang dikira.
Abu Ubaidah usai kesyahidan Yahya Sinwar memberi pernyataan: Kami berduka atas syahidnya Yahya Sinwar. Kami mengatakan kepada rezim zionis bahwa kami mempertahankan cita-cita kami sampai nafas terakhir. Jika musuh membayangkan api perlawanan akan padam atau mundur dengan membunuh para pemimpin perlawanan, mereka mengalami delusi.
Wartawan Kantor Berita RMOLJatim
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gus Asli
- Film Ressy
- Yakjuj Makjuj Sudah Muncul