Seorang pengungsi perempuan Rohingya meninggal dunia di atas kapal yang terombang-ambing di perairan Labuhan Haji Aceh Selatan. Kapal yang terpantau sejak Jumat (18/10) itu diperkirakan membawa 100 penumpang.
- Penampungan Tak Layak, Kesehatan Anak-anak Pengungsi Rohingya Sangat Memprihatinkan
- Krisis Pengungsi Rohingya Berlarut, GMNI: Bukti Lemahnya Diplomasi Pertahanan
- Misinformasi Pengungsi Rohingya di Aceh 2023
“Saya sendiri melihat (secara langsung) ada mayat di kapal. Seorang perempuan," kata Panglima Laot Aceh Selatan, Muhammad Jabal, dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (19/10).
Jabal menjelaskan bantuan kemanusiaan dari Dinas Sosial (Dinsos) Aceh Selatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah mulai disalurkan. Penyaluran dilakukan pada Jumat (18/10) pukul 11.00 WIB.
“Kita sudah berikan bantuan langsung, tetapi mereka masih berada di laut, belum ditarik ke darat. Masih dalam tahap koordinasi," kata Jabal.
Saat ini, lanjut Jabal, pihak UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) badan pengungsi PBB, masih dalam perjalanan untuk membantu menangani situasi tersebut. Namun, ada kendala besar dalam upaya menarik kapal ke darat, karena permasalahan hukum yang terkait dengan penanganan pengungsi internasional.
Menurut Jabal, ada dugaan kapal tersebut terlibat dalam praktik perdagangan manusia atau human trafficking. "Tetapi itu belum bisa dipastikan. Yang jelas, kapal ini kapal lokal, baru dibeli oleh warga," ujar Jabal.
Jabal mengungkapkan, kondisi kapal yang mengalami kerusakan mesin semakin memperburuk keadaan. Para relawan dan tim penyelamat belum bisa merapat ke kapal karena khawatir akan keselamatan mereka dan pengungsi.
“Kita hanya bisa mendekat sejauh 10 meter. Kapal mereka rusak, tapi kita belum tahu apakah rusaknya disengaja atau karena faktor lain," jelas Jabal.
Menurut Jabal, sebagian besar pengungsi di kapal tersebut merupakan anak-anak. Mereka berada dalam kondisi rentan dan membutuhkan pertolongan segera. Hingga saat ini, kapal masih berada di perairan.
“Saat memberi bantuan kita tidak bisa langsung mendekatkan diri karena takutnya mereka lompat ke kapal kita,” ujarnya.
Sebuah kapal yang diperkirakan membawa sekitar 100 pengungsi Rohingya dilaporkan terombang-ambing di perairan Labuhan Haji, Aceh Selatan, pada Jumat (18/10). Kapal tersebut terpantau berada sekitar 4 mil dari bibir pantai dan diduga mengalami kerusakan mesin.
"Informasi dari nelayan menyebutkan adanya kapal pengungsi Rohingya di perairan Labuhan Haji," ujar Kapolres Aceh Selatan, AKBP Mughi Prasetyo Habrianto, melalui Kapolsek Labuhan Haji, Ipda Sabda Man Sobri.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Penampungan Tak Layak, Kesehatan Anak-anak Pengungsi Rohingya Sangat Memprihatinkan
- Krisis Pengungsi Rohingya Berlarut, GMNI: Bukti Lemahnya Diplomasi Pertahanan
- Adanya Pengungsi Rohingya Menjadi Bukti Lemahnya Sistem Hankam Laut Indonesia