Taubatan Nasuha Politik Prabowo Subianto

Sri Mulyono/Ist
Sri Mulyono/Ist

BARU saja menjabat sebagai Presiden RI, isu pelanggaran berat HAM Prabowo mencuat kembali. Menteri koordinator Hukum, HAM, Imigrasi dan Kemasyarakatan Yusril IM sempat menanggapi pertanyaan wartawan perihal peristiwa 1998 tersebut. 

Sayangnya respon Yusril justru menimbulkan polemik baru (blunder). Mahfud MD menanggapi harusnya yang menjawab peristiwa pelanggaran HAM berat adalah Komnas HAM. Secara ringkas kasus pelanggaran HAM berat ini akhirnya mengerucut dengan dibentuknya Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang Berpendapat bahwa Perwira Terperiksa atas nama Letnan Jenderal TNI Prabowo Subianto disarankan dijatuhkan hukum administrasi berupa diberhentikan dari dinas keprajuritan. Surat Keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) Nomor: KEP/03/VIII/1998/DKP itu ditetapkan pada 21 Agustus 1998 oleh Dewan. 

Stempel pelanggaran HAM berat sudah “melembaga” bagi Prabowo sejak peristiwa 1998. Beban sangat serius dan berat yang selalu digunakan sebagai senjata oleh lawan lawan politiknya untuk melemahkan dan mengalahkan dalam event event politik, ekonomi dan sosial. 

Namun demikian adakah seseorang apalagi pejabat tinggi atau tokoh politik yang benar benar bersih dan tidak punya dosa masa lalu? Apakah seseorang tidak boleh bertaubat atas “kegelapan” dimasa lalunya kemudian memperbaiki perbuatanya?

Taubatan Nasuha 

Sebagai aktor politik saya melihat Prabowo Subianto dari sisi yang berbeda terutama dalam 5 tahun terakhir. Menurut saya Prabowo Subianto yang sekarang mejabat Presiden RI telah melakukan usaha keras untuk taubatan nasuha Politik. 

Taubatan Nasuha dalam bahasa Indonesia berarti tobat yang semurni-murninya. Dalam Surat At-Tahrim (66) ayat ke-8 didefinisikan sebagai tobat dari dosa yang diperbuat saat ini, menyesal atas dosa-dosa yang dilakukannya pada masa lalu dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi pada masa mendatang. 

Tobat nasuha diperuntukkan untuk dua macam dosa, yaitu menyangkut hak Allah dan menyangkut hak manusia. 

Menurut Imam Nawawi ada tiga syarat yang harus dilakukan dalam pelaksanaannya apabila maksiat yang dilakukan adalah urusan antara manusia dan Allah yaitu 1) Meninggalkan perilaku dosa tersebut; 2) Menyesali perbuatan yang telah dilakukan; 3) Berniat tidak melakukannya lagi selamanya. (Wikipedia)

Beberapa indikator taubatan nasuha politik Prabowo:

Pertama, setelah dicopot dari Pangkostrad dan TNI Prabowo menjadi masyarakat sipil dan mengikuti rule of demokrasi yang berlaku. Sejak 2008, Prabowo mendirikan, membangun, mengelola dan membesarkan Partai Gerindra. Mengikuti aturan demokrasi dalam kontestasi politik Pemilu demi Pemilu sesuai aturan yang berlaku. 

Kedua, di hadapan publik Prabowo meminta maaf kepada Budiman Sudjatmiko dan Agus Jabo atas tindakan yang dilakukan terhadap mereka pada tahun 1998. 

Ketiga, beberapa personil yang menjadi korban seperti Desmon Mahesa, Pius lustrilanang, Budiman Sujatmiko, Andy Arif, Agus Jabo dan terakhir Mugianto justru ikut dan menjadi pendukung militan Prabowo. Mereka semua diberikan tempat terhormat bahkan cenderung dimanjakan oleh Prabowo. 

Desmon Mahesa (alm) menjadi anggota DPRRI 2 periode. Pius menjadi anggota DPRRI kemudian menjadi anggota BPK RI. Budiman Sudjatmiko menjabat penasehat khusus presiden Prabowo, Andy Arif menjadi komisaris PLN, Agus Jabo mejabat wakil menteri sosial dan Mugiyanto korban penculikan 98 diangkat menjadi Wamen HAM di Kabinet Prabowo.

Keempat, perilaku Prabowo berubah menjadi santun, penuh senyum, sabar dan tentu saja goyang gemoy namun tetap tegas. Fakta fakta ini menunjukan bahwa Prabowo telah melakukan taubatan nasuha politik. Lalu apa dampaknya?

Dari kegelapan menuju cahaya, taubatan nasuha adalah puncak kesadaran tertinggi untuk menutup masa lalu yang gelap menuju masa depan terbaik “cahaya”. Taubatan nasuha adalah pegas untuk melompat setinggi tingginya menggapai pencerahan dan cahaya. 

Kisah Umar Ibn Khatab mungkin kisah terbaik menjadi inspirasi dalam taubatan nasuha, perjalanan dari kegelapan menuju cahaya. Sayidina Umar dikenal sebagai orang emosional dan temperamen “senggol bacok”, dengan segala kemaksiatan sebelum menjadi muslim. Ketika menjadi muslim, beliau melakukan taubat nasuha. 

Dampak taubat nasuha Sayidina Umar adalah beliau menjadi pahlawan Islam paling handal sampai akhir hayatnya. 

Mengutip Gus Dur "Prabowo adalah orang paling ihklas untuk bangsa dan negara Indonesia". Dari puncak kesadaran taubatan nasuha politik ini, Presiden Prabowo akan muncul keihklasan murni, ide ide cemerlang, rencana dan kinerja terbaik untuk bangsa dan negara. 

Salah satu dampak taubatan nasuha Prabowo bagi rakyat kecil adalah dalam waktu sangat dekat Presiden akan mengeluarkan PerPres Penghapusan hutang 6-9 juta Petani, Nelayan, UKM dan UMKM di Bank yang sudah mandeg selama 26 tahun. Membebaskan rakyat kecil dari jeratan hutang merupakan satu langkah besar membuat rakyat merdeka dan kembali bersemangat untuk berusaha. Rakyat menunggu kebijakan kebijakan selanjutnya yang konkrit yang benar benar demi kepentingan rakyat.

Menuju Manunggaling Kawulo Gusti

Langkah langkah Presiden Prabowo akan semakin lancar, bertenaga dan dicintai rakyat Indonesia jika beliau berkenan meminta maaf atas masa lalunya dan mohon doa restu dari rakyat Indonesia untuk melaksanakan tugas sebagai presiden. 

Dengan demikian terjadi kesatuan visi dan sinergi yang utuh antara rakyat dan pemimpinnya atau manunggaling kawulo lan gusti” yang melahirkan kekuatan sangat besar. 

Partai Kebangkitan Nusantara mendukung penuh kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto selama berpondasi kepada taubatan nasuha. Semoga bermanfaat. Selamat bertugas jenderal semoga sukses.

*Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Nusantara

ikuti terus update berita rmoljatim di google news