Umi Bahriyani Pratiwi, atau yang akrab disapa Yani, adalah sosok di balik kesuksesan Funny Collection, usaha batik tulis di Dusun Tanjung Bumi, Desa Tanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan.
- Pemkot Surabaya Latih ODGJ Liponsos Buat Handycraft
- Bupati Probolinggo Serahkan Tanaman Kepada Warga Tak Mampu
- Kreativitas Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Jember, Ubah Hasil Laut dan Pertanian Menjadi Kuliner Tahan lama Dan Bernilai Ekonomi
Selain menjadi pengerajin dan pengusaha batik tulis Tanjung Bumi, Yani juga seorang guru SMP Swasta di Tanjung Bumi. Perempuan kelahiran tahun 1990 ini memulai hobi membatik sejak kelas 5 SD dan meneruskan usaha warisan ibunya yang juga menekuni seni batik tulis.
Yani, lulusan STKIP-PGRI Bangkalan tahun 2015, mulai serius menekuni bisnis batik tulis sejak lulus kuliah. Sebelumnya, ia hanya membantu ibunya dalam memasarkan dan mencari pelanggan baru.
"Saya mulai tertarik dengan bisnis batik karena hobbi saya mendesain dan saya sangat menyukai pakaian batik. Bahkan, teman kuliah saya dulu menjadi pelanggan setia karena suka dengan desain batik saya yang unik dan berbeda dari motif batik Tanjung Bumi lainnya," ujar Yani saat ditemui di rumahnya, Minggu (27/10).
Keunikan batik tulis produksi Funny Collection terletak pada penerimaan desain sesuai permintaan pelanggan. Yani selalu memberikan penawaran desain dan motif kepada pelanggannya sebelum proses pembuatan dimulai.
Untuk menyelesaikan satu lembar kain batik, Yani membutuhkan waktu minimal dua minggu. "Prosesnya cukup lama, karena batik ini dibuat dengan tangan," tambahnya.
Pemasaran produk Funny Collection dilakukan secara tradisional dari mulut ke mulut, melalui hubungan pertemanan, dan juga memanfaatkan media sosial.
"Batik Tanjung Bumi memiliki ratusan motif, tapi beberapa yang paling digemari adalah motif Sek Mlayah, Sek Buluh, Sisik, Anyaman, Oghet, Kembang Padi, dan masih banyak lagi," jelas Yani.
Yani menambahkan, warna yang sering digunakan dalam batik Tanjung Bumi adalah warna-warna klasik seperti coklat kehitaman. "Warna-warna ini memberikan kesan klasik dan elegan," tuturnya.
Yani juga membagikan tips merawat batik agar lebih awet. Menurutnya kain batik jangan disimpan di tempat lembab dan jangan dijemur di bawah matahari langsung.
Ia berharap pemerintah Kabupaten Bangkalan dapat mendukung berdirinya asosiasi pedagang dan pengerajin batik Bangkalan. "Asosiasi ini diharapkan bisa mengatur harga secara adil agar tidak terjadi persaingan harga murah yang merugikan pengerajin batik kecil," ungkap Yani.
Bisnis batik tulis yang dijalankan telah mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bangkalan, berupa bantuan alat bak pewarnaan, melalui program Bantuan Modal Usaha (BMU) yang bersumber dari dana DBHCHT.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Peringati Hakordia, Pemerintah Kabupaten Madiun Gelar Senam dan Jalan Sehat Bersama Masyarakat
- Kado HJKS Ke-730, JCI Bantu 1.000 Paket Sembako dan Alat Ibadah
- Bukan Sekadar Wisata, Wali Kota Eri Ingin Kota Lama Surabaya Dijadikan Sebagai Pengingat Sejarah