Guru memiliki berbagai cara dalam menanamkan pendidikan karakter bagi peserta didik. Prosesnya bisa dilakukan secara kreatif dan tidak memberatkan orang tua serta peserta didik.
- Seleksi Masuk Unej Jalur SNBT 2024 Berakhir, Segera Buka Pendaftaran Jalur Mandiri
- Dilantik, Prof Haris Lanjutkan Amanah Jabat Rektor Unhasy Periode 2024-2028
- Peneliti ITS Konservasikan Bangunan Bersejarah Manfaatkan Teknologi VR
Hal inilah yang dilakukan oleh salah satu guru SD Negeri di Surabaya yang videonya viral di media sosial karena meminta siswanya menggunakan aneka topeng saat penilaian harian mata pelajaran Matematika berlangsung.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, dalam proses kegiatan belajar mengajar yang inovatif dan kreatif, para guru sudah dibekali dengan berbagai strategi pembelajaran.
“Strategi-strategi ini sudah jelas standar dan ukurannya, jadi guru bisa menilainya,” kata Yusuf dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (7/11)
Yusuf menjelaskan, penggunaan topeng saat penilaian harian mata pelajaran Matematika itu bertujuan untuk menanamkan karakter kejujuran bagi peserta didik.
Selain itu, guru tersebut juga ingin membuat pelajaran Matematika yang biasanya ditakuti peserta didik, menjadi pelajaran yang menyenangkan.
“Guru tersebut tidak mewajibkan membawa topeng. Topeng yang ada di rumah bisa dipakai. Kalau tidak punya, ya, tetap boleh mengikuti penilaian harian,” terangnya.
Yusuf menjelaskan, topeng tersebut dipakai di awal sebelum penilaian untuk memotivasi siswa memahami bagaimana karakter orang yang bermuka dua atau tidak jujur saat penilaian harian. Ternyata respons siswa beragam.
Ada yang merasa senang, lucu, dan menambah semangat mengerjakan soal-soal. Terbukti nilai Matematika siswa tersebut rata-rata bagus.
Topeng itu juga tidak dipakai terus menerus selama penilaian harian Matematika berlangsung. Digunakan hanya di awal dan di akhir sekitar 10 menitan.
Penggunaan topeng itu, lanjut Yusuf, niatnya sangat bagus karena memiliki muatan karakter melatih kejujuran anak.
Karakter ini bukan hanya ditanamkan saat proses ujian berlangsung, namun juga saat kegiatan belajar mengajar.
“Media pembelajaran yang digunakan guru untuk mengajar itu memang bervariatif. Ada yang menggunakan topeng seperti ini, ada yang menggunakan boneka, kemudian wayang, audio-visual, dan lain-lain. Pada intinya para guru ingin membuat suasana kelas menjadi nyaman dan menyenangkan,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Usai Ditolak, Warga Terima Pembangunan Peninggian Jembatan Kupang Baru, Wali Kota Eri: Langsung Dikerjakan
- Hari Jadi Ke 48, PDAM Surya Sembada Komitmen Kembangkan Layanan Digitalisasi Tanpa Korbankan SDM
- Wali Kota Eri Cahyadi Sebut Proyek Penangan Banjir Surabaya Terus Berlanjut hingga 2026