Amartha Merangkul 13 Ribu UMKM di Banyuwangi, Termasuk Penenun dan Pelaku Usaha Seni

Pelestari tenun khas Suku Osing terakhir, Siami (74), warga Desa Jambesari, Kecamatan Giri mendapat penghargaan Amartha Lokas Heroes/RMOLJatim
Pelestari tenun khas Suku Osing terakhir, Siami (74), warga Desa Jambesari, Kecamatan Giri mendapat penghargaan Amartha Lokas Heroes/RMOLJatim

Sejumlah 13 ribu pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Banyuwangi dirangkul PT Amartha Mikro Fintek lewat bantuan modal. Termasuk di antaranya penenun dan pelaku seni.


Dilaporkan, sejak Januari hingga Oktober 2024 Amartha telah menyalurkan bantuan modal usaha sebesar 1,1 triliun rupiah di Jawa Timur. Sebagian besar bantuan modal itu disalurkan kepada ibu-ibu pemilik UMKM.

Head of Micro Business Jawa Timur, Abdul Munim Zainul berujar, mitra Amartha se Jatim mencapai 500 ribu yang tersebar di kabupaten/kota. Khusus mitra Amartha di Banyuwangi terdapat 13 ribu UMKM.

Sebelum modal usaha disalurkan, Amartha kata dia, akan mendampingi dan membantu calon mitra melakukan perhitungan-perhitungan. Agar tidak menambah masalah di kemudian hari.

Salah satu mitra Amartha adalah Ririn Dwi Setyowati (45) pemilik Sanggar Seni Kromo Sono Budoyo dan usaha pembuatan dan penyewaan kostum karnaval dan tari gandrung.

Setiap bantuan modal yang akan disalurkan oleh Amartha misalnya kepada Bu Ririn harus atas sepengetahuan suaminya sebagai penanggung jawab.

"Jadi kami itu tidak memberikan pinjaman tanpa sepengetahuan suami. Jadi ketika usahanya si ibu nanti agak terganggu, nah dari penanggung jawabnya kan ada pendapatan lain, jadi kita bisa masuk ke situ juga," ujar Zainul menjelaskan indikasi risiko, dikutip Kantor Berita RMOLJatim (9/11).

Di tahun ini, Ririn sudah memasuki tahun/siklus ketiga sebagai mitra Amartha. Karena, mulai dari siklus satu atau selama satu tahun berjalan lancar mitra tersebut akan dilanjut ke siklus kedua dan seterusnya.

"Kalau pembayarannya tetap bagus dan lancar dan mau mengembangkan usaha lagi tetap kita support," katanya.

Hingga akhir tahun ini, Amartha optimis dapat menyalurkan bantuan modal kepada ibu-ibu pemilik UMKM mencapai Rp1,5 triliun.

Langkah itu, dilakukan untuk memberdayakan para perempuan di daerah yang berkelompok, 15-25 anggota.

Mitra Amartha, Ririn (45) mengaku bersyukur telah diterima sebagai mitra. Apalagi, ketika itu ia dalam kondisi terpuruk akibat Pandemi Covid-19.

Dimana, seluruh kegiatan masyarakat yang mengundang kerumunan ditiadakan atau dilakukan pengetatan oleh satgas covid di daerah. Sehingga, usaha yang dijalani Ririn terhenti.

Ririn juga mengaku sangat terbantu atas pinjaman modal tersebut, sehingga aktivitas perekonomian keluarga beranjak membaik dan bergerak positif.

"Saat covid itu, kondisi saya benar-benar terpuruk. Tapi untungnya setelah dikenalkan oleh teman ke Amartha kami bisa berupaya bangkit. Etalase yang dulu kejual saat covid akhirnya bisa kita beli lagi," ungkap warga Desa/Kecamatan Bangorejo ini.

Di tempat terpisah, perusahaan teknologi keuangan mikro yang fokus pemberdayaan perempuan ini telah memberikan penghargaan "Amartha Local Heroes" kepada Siami (74). Warga Desa Jambesari, Kecamatan Giri, Banyuwangi.

Nenek yang memiliki 2 anak ini tetap melestarikan sebagai penenun kain yang diwarisi dari sang ibu atau generasi ketiga.

Adapun pemberian penghargaan tersebut kepada Siami lantaran menjadi pelestari kebudayaan Suku Osing lewat kain tenun bikinannya.

"Bu Siami adalah penenun terakhir ya jadi kami harus berpikir bahwa ini memang harus dilestarikan. Dan ada penerus lagi nih ke depannya nanti seperti itu," ucap Zainul.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news