Indonesia bakal menambah jumlah pesawat bagi maskapai BUMN seperti Garuda Indonesia. Hal ini menyusul peluang kerja sama antara Indonesia dan Boeing.
- Garuda Indonesia dan Pelita Air Bakal Dimerger
- Shipper dan NVIDIA Solusi Teknologi Berbasis AI Terbaru di Sektor Logistik
- Resmi Jadi WNI, Erick Thohir Berharap Kevin Diks Bisa Main Lawan Jepang dan Arab Saudi
Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, jumlah armada pesawat Indonesia sangat terbatas.
Ditambahkan Erick, saat ini Indonesia membutuhkan total 700 unit pesawat untuk memperluas operasional industri penerbangan. Namun, pasca Covid-19 jumlah pesawat di Indonesia telah menyusut menjadi hanya 390 unit.
Erick mengatakan, solusi solusi untuk menambah jumlah armada pesawat adalah menjalin kerja sama dengan para produsen pesawat global seperti Airbus, Boeing, produsen pesawat dari Rusia ataupun COMAC China.
"Jadi solusi-solusi ini mau tidak mau harus bekerja sama, apakah dengan Airbus, Boeing, ataupun COMAC dari China, ataupun pesawat dari Rusia yang merupakan produsen pesawat dan kita harus bekerja sama," kata Erick di Jakarta, dikutip dari RMOL, Jumat (6/12).
Erick tidak ingin sampai 10 tahun ke depan Indonesia masih terbelenggu dengan jumlah pesawat yang sama.
"Ini sangat membahayakan dikarenakan kita sendiri merupakan negara kepulauan," kata Erick.
Erick menuturkan, nantinya pemerintah Indonesia akan berdiskusi langsung dengan bank ekspor impor AS (Exim Bank) maupun pihak lessor pesawat terkait pengadaan pesawat Boeing.
Untuk menindaklanjuti penjajakan ini, Erick akan mengajak Menteri Perhubungan (Menhub) dan Menteri Investasi/Kepala BKPM untuk memuluskan rencana kerja sama dengan Boeing.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- BUMN Ini Perkuat Nilai Sosial melalui Perayaan Natal di Rutan Perempuan Surabaya
- Garuda Indonesia dan Pelita Air Bakal Dimerger
- Dirut Baru Garuda Indonesia Akan Menambah Banyak Armada Pesawat di 2025