Kota Surabaya membutuhkan solusi yang inovatif dalam menangani masalah banjir, baik yang di sebabkan oleh Rob maupun yang disebabkan oleh curah hujan.
- Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Pemkot-DPRD Surabaya Siapkan Anggaran Rp1 Triliun
- Pemkot dan DPRD Surabaya Siapkan Anggaran Rp1 Triliun Dukung Program Makan Bergizi Gratis
- Wali Kota Eri Ajak DPRD Surabaya Perkuat Kolaborasi Dongkrak PAD dari Pajak
Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya yang membidangi pembangunan, Achmad Nurdjayanto mengatakan bahwa, upaya peninggian jalan yang tengah dilakukan oleh pemkot terutama dikawasan utara Surabaya yang menjadi langganan banjir Rob merupakan sebuah solusi jangka pendek yang harus dicarikan alternatif solusi agar, nantinya tidak menjadi beban bagi warga.
“Konsep peninggian jalan inikan untuk waktu jangka pendek. Kalau dilakukan dalam jangka panjang, saya rasa ini akan memberatkan warga. Dari hasil pengamatan dalam sidak ya kondisinya seperti itu rumah akan lebih rendah dari jalan. Sehingga, warga akan dibebani untuk biaya tambahan ketika rumah mereka posisinya lebih rendah dari jalan,” kata Achmad dikutip Kantor Berita RMOLJatim saat meninjau pemukiman terdampak banjir Rob di kawasan Greges Surabaya, Sabtu (7/12).
Kondisi tersebut kata politisi fraksi Golkar ini, membutuhkan solusi alternatif agar penanganan banjir tidak hanya berkutat pada peninggian jalan dan perbaikan saluran semata namun, juga bisa menjadi solusi keberlanjutan yang ramah lingkungan.
Selain itu kata Achmad tidak bisa dipungkiri bahwa, kendala di perkotaan ini adalah masalah ketersediaan lahan.
“saya punya gambaran konsep lumbung air vertikal. Konsep ini tidak akan banyak memakan tempat,” kata Achmad.
Meskipun demikian, Achmad juga menyebut bahwa solusi ini juga masih membutuhkan kajian yang lebih mendalam.
“Terkait kedalaman, ini butuh kajian dari ahli,” tegas Achmad.
Namun lanjut Achmad, lumbung air vertikal itu juga bisa dijadikan resapan air karena fungsi utama menampung air untuk daerah-daerah yang jauh dari tempat membuang air hujan kemudian bisa juga berfungsi untuk mengurangi luapan air di daerah yang dekat dengan sungai. Selain itu bisa juga difungsikan untuk menjaga air tanah.
“Yang pertama fungsinya adalah untuk menjaga air tanah, yang kedua adalah berfungsi untuk penampungan air. Untuk daerah-daerah yang jauh dari tempat pembuangan air hujan semisal jauh dari kali (sungai) dan bahkan dari wilayah yang dekat dengan sungai bisa juga untuk pengendali air hujan yang tidak bisa ditampung sehingga ketingga permukaan air itu tinggi bisa ditampung dahulu di lumbung tersebut,” urainya.
Sementara itu, ketua RT 04 RW 1 Kelurahan Tambaksarioso, kecamatan Asemrowo Surabaya, Iwan mengatakan bahwa secara umum warga diwilayahnya melakukan peninggian air karena ketika banjir air masuk kedalam rumah dan mengganggu aktivitas warga.
“Mereka akan menguras air dari dalam rumah karena air masuk kedalam rumah jadi warga banyak yang melakukan peninggian rumah sebagai solusi agar air tak masuk kedalam rumah. Ya sekitar 50 cm agar tidak banjir,” terang Iwan seusai mendampingi sidak Achmad Nurdjayanto di pemukimannya.
Iwan menuturkan bahwa selama ini pemkot sudah 3 kali melakukan peninggian jalan diwilayahnya.
“Pemkot selama ini sudah tiga kali meninggikan jalan,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Pemkot-DPRD Surabaya Siapkan Anggaran Rp1 Triliun
- Pemkot dan DPRD Surabaya Siapkan Anggaran Rp1 Triliun Dukung Program Makan Bergizi Gratis
- Wali Kota Eri Ajak DPRD Surabaya Perkuat Kolaborasi Dongkrak PAD dari Pajak