Poktan Surabaya Panen Padi Dan Cabai Varietas Imola

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Pemerintah Kota Surabaya terus memperkuat upaya menjaga kestabilan stok pangan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah dengan melibatkan kelompok tani (Poktan) untuk menanam tanaman cepat panen, termasuk cabai, yang kini sudah mulai memberikan hasil.


Pada Kamis (26/12), Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, menyampaikan bahwa Poktan Sumber Makmur dan Poktan Lakarsantri Makmur di Kecamatan Lakarsantri berhasil melakukan panen perdana cabai besar varietas Imola. Luas lahan yang dipanen mencapai 0,3 hektar dengan hasil sekitar 45 hingga 65 kilogram.

"Panen perdana cabai besar varietas Imola di Poktan Sumber Makmur dan Lakarsantri Makmur menghasilkan sekitar 45 hingga 65 kilogram. Kami melakukan panen ini secara berkala setiap dua hari sekali agar pasokan cabai tetap terjaga," ujar Antiek, yang dikutip oleh Kantor Berita RMOLJatim.

Selain itu, Antiek juga menjelaskan bahwa panen cabai besar juga dilakukan di lahan depan Kantor Kecamatan Lakarsantri. "Hari ini, panen perdana mencapai 65 kilogram. Dalam dua hari lagi, cabai yang masih hijau akan matang dan siap dipanen kembali," katanya.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya Pemkot Surabaya untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga bahan pokok, seperti cabai, yang sering terjadi menjelang perayaan hari besar, termasuk Natal dan Tahun Baru. Dengan adanya pola tanam yang terstruktur bersama kelompok tani, diharapkan harga cabai dapat tetap stabil di pasaran.

"Memang, pada hari besar keagamaan seperti Natal dan Tahun Baru, harga bahan pokok seperti cabai dan bawang merah sering mengalami kenaikan. Namun, kami sudah mempersiapkan pola tanam yang terkoordinasi dengan kelompok tani untuk menjaga kestabilan harga," ujar Antiek.

Selain panen cabai, pada hari yang sama juga dilakukan panen padi oleh Poktan Sri Sedono di Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri. Dengan luas lahan 15 hektar, Poktan ini berhasil menghasilkan padi varietas Ciherang dengan total produksi mencapai 121,5 ton.

"Beberapa Poktan di Surabaya, seperti Poktan Sumber Makmur yang memanen cabai dan Poktan Sri Sedono yang memanen padi, telah memberikan kontribusi besar dalam penyediaan pangan lokal," lanjut Antiek.

Program pengaturan pola tanam ini merupakan bagian dari upaya pengendalian inflasi yang digagas oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Surabaya. Selain cabai, program ini juga mencakup penanaman tanaman cepat panen lainnya, seperti bawang merah dan tomat, untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal menjelang Nataru.

Antiek menjelaskan, "Kami sudah mempersiapkan antisipasi dengan membagikan bibit kepada kelompok tani dan petani urban farming sejak dua hingga tiga bulan lalu. Harapannya, panen bisa dimulai pada November, Desember, hingga Januari untuk memenuhi kebutuhan pasar."

Dalam kesempatan tersebut, Antiek juga mengingatkan pentingnya masyarakat untuk berbelanja dengan bijak agar terhindar dari panic buying yang dapat mempengaruhi pasar. "Indeks Ketahanan Pangan (IKP) Surabaya saat ini berada di angka 3,8. Untuk cabai, stok kami hingga tiga bulan ke depan InsyaAllah aman, meskipun harga mungkin sedikit naik karena daerah penghasil lain sedang tidak panen atau menghadapi serangan penyakit," ujarnya.

Dengan langkah-langkah tersebut, Pemkot Surabaya berharap dapat menjaga kestabilan harga pangan dan memastikan ketersediaan bahan pokok di pasar, terutama menjelang Nataru dan hari libur nasional lainnya. Antiek mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan berbelanja dengan bijak.

"Stok pangan di Surabaya sangat aman. Masyarakat tidak perlu panik, karena semua bahan pokok tersedia. Silakan berbelanja sesuai kebutuhan," pungkas Antiek.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news