Tak hanya Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) yang bersiaga dalam potensi cuaca ekstrem.
- Langganan Banjir, Warga Gunung Anyar Minta BBWS Brantas Plengseng Sungai Avur
- Banjir Tiap Tahun, Warga dan LPMK Se-Kecamatan Gununganyar Tagih Janji BBWS Normalisasi Sungai Avur
- Adam Rusydi Soroti Penanganan Banjir di Surabaya dan Sidoarjo, Desak Pemprov Turun Tangan
Namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya juga menyiapkan sarana dan prasarana hingga personel untuk melakukan mitigasi apabila diperlukan.
Petugas BPBD juga disiagakan pada 11 titik yang rawan mengalami banjir rob di wilayah pesisir.
"Sudah kami siagakan, dari mulai sarpras dan tenaga manusianya. Karena alam ini hebat maka kita juga harus lebih hebat dalam mengantisipasi potensi bencananya," kata Kepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (4/1).
Agus Hebi menambahkan pihaknya juga terus melakukan update prediksi cuaca dari BMKG untuk disebarluaskan kepada kecamatan hingga kelurahan.
Sehingga, masyarakat bisa mengetahui keadaan cuaca terbaru dan bisa mempertimbangkan apabila akan berkegiatan di luar rumah.
Selama periode cuaca ekstrem, Agus Hebi mengimbau agar masyarakat meminimalisir kegiatan di luar rumah apabila tidak terlalu dibutuhkan.
"Kalau hujan hindari memancing atau berenang di sungai, jangan berteduh di bawah reklame atau bangunan yang mudah runtuh, cek atap rumah karena banyak yang ambrol ketika hujan disertai angin," imbaunya.
Apabila masyarakat mengalami keadaan kegawatdaruratan, pihaknya juga mengimbau agar segera menghubungi Command Center 112 untuk penanganan lebih lanjut.
Pemkot Surabaya juga memastikan koordinasi antar dinas terus dilakukan dalam mengatasi potensi bencana hidrometeorologi.
Diantaranya, menerjunkan 25 unit mobil Pemadam Kebakaran (PMK) dan 30 unit mobil Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk melakukan penyedotan air.
Seperti diberitakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode 2 hingga 10 Januari 2025.
Selama 10 hari ke depan, BMKG Juanda memprediksi cuaca ekstrem dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat, banjir, petir, puting beliung hingga hujan es.
Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan mengatakan, saat ini wilayah Jawa Timur termasuk Kota Surabaya memasuki puncak musim hujan.
Adanya fenomena gelombang atmosfer seperti Low Frekuensi yang melintas, mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan penghujan di beberapa wilayah.
Selain itu, peningkatan La Nina juga menjadi salah satu faktor peningkatan potensi bencana hidrometeorologi dibandingkan periode sebelumnya.
"Dalam 10 hari ke depan, masih akan seperti ini (kondisi cuaca). Curah hujan tinggi, angin kencang dan beberapa potensi bencana hidrometeorologi lainnya masih dimungkinkan," kata Taufiq dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (4/1).
Taufiq menyampaikan, hujan yang akan terjadi di Kota Surabaya dalam beberapa hari ke depan, intensitasnya sedang hingga lebat dengan durasi yang tak menentu tergantung dari pertumbuhan awan.
"Jadi Desember, Januari dan Februari adalah puncak musim hujan. Desember sudah kita lewati, Januari akan kita jalani dan nantinya hingga Februari. Peringatan dini cuaca ekstream masih terus akan kami update," ujar Taufiq.
Taufiq mengungkap bahwa peringatan dini yang terus diinformasikan kepada masyarakat bertujuan untuk meminimalisir adanya kerugian yang dapat ditimbulkan dari potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem.
"Terutama kerugian terhadap manusia. Hal ini yang ingin kami antisipasi bersama Pemkot Surabaya," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Langganan Banjir, Warga Gunung Anyar Minta BBWS Brantas Plengseng Sungai Avur
- Banjir Tiap Tahun, Warga dan LPMK Se-Kecamatan Gununganyar Tagih Janji BBWS Normalisasi Sungai Avur
- Adam Rusydi Soroti Penanganan Banjir di Surabaya dan Sidoarjo, Desak Pemprov Turun Tangan