Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, dr. Benjamin Kristianto, MARS, yang akrab disapa dr. Beny, menyatakan bahwa pelayanan terhadap pasien pengguna BPJS Kesehatan harus diutamakan, dan bukan sekadar masalah keuangan. Hal ini disampaikan dr. Beny setelah mengikuti rapat dengar pendapat antara Komisi E DPRD Jawa Timur, Kepala BPJS Provinsi Jawa Timur, dan pimpinan rumah sakit pada Senin (6/1/2025).
- Ketua Kesira Jatim: Program MCU Gratis Langkah Tepat Tingkatkan Kesehatan Masyarakat
- Mahasiswa S2 Unair Dialog dengan Anggota DPRD Jatim Bahas Nasib Disabilitas
- DPRD Jatim Berharap Disbudpar Jatim Dorong Pengembangan Ekonomi Kreatif Desa Nelayan Di Sidoarjo
Dalam rapat tersebut, dr. Beny mendengarkan keluhan beberapa rumah sakit besar di Jawa Timur, seperti RSUD Dr. Soetomo dan RSUD Dr. Soedono, yang merasa terbebani dengan kewajiban mengembalikan dana keuangan pelayanan kesehatan setelah diverifikasi. Salah satu contoh yang disebutkan adalah RSUD Dr. Soedono yang terpaksa mengembalikan dana sebesar sebelas miliar rupiah.
“BPJS adalah lembaga asuransi kesehatan milik negara, jadi yang harus diutamakan adalah pelayanan kesehatannya, bukan hanya fokus pada masalah keuangan,” tegas dr. Beny.
Ia mengungkapkan bahwa BPJS seharusnya lebih teliti dalam melihat bagaimana rumah sakit menyerap dana asuransi BPJS untuk pelayanan masyarakat. Jika terdapat dana yang cukup, BPJS bisa menambah anggaran untuk pelayanan kesehatan yang belum tercover.
Dr. Beny juga menyoroti masalah prioritas pelayanan kesehatan, seperti dalam kasus penyakit jantung. Ia mencontohkan bahwa BPJS harus mengeluarkan anggaran hingga 17 triliun rupiah hanya untuk penanganan penyakit jantung, yang sering kali lebih banyak diderita oleh golongan orang kaya.
“Untuk penyakit-penyakit seperti typus atau mencret, misalnya, pasien BPJS sering kali harus menunggu berhari-hari atau sampai pingsan sebelum dapat mendapatkan pelayanan. Ini sangat tidak masuk akal,” tambahnya.
Ia juga mengusulkan agar BPJS menempatkan satu orang khusus di rumah sakit yang melayani pasien BPJS. Hal ini, menurutnya, akan membantu BPJS mengetahui langsung kondisi pelayanan kesehatan di rumah sakit, sehingga pelayanan yang diutamakan adalah kesehatan, bukan masalah anggaran.
“Biarlah pasien yang mampu membayar, seperti penderita penyakit jantung, menggunakan uang mereka sendiri, dan BPJS dapat lebih fokus pada pasien yang benar-benar membutuhkan,” ujar dr. Beny.
Dengan demikian, dr. Beny menegaskan pentingnya peran BPJS untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih manusiawi bagi masyarakat yang membutuhkan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Harisandi Savari Dukung Kebijakan Penghentian Impor Garam, Dorong Peningkatan Kualitas Garam Lokal
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Menkomdigi Akan Terbitkan Aturan Pembatasan Umur Penggunaan Media Sosial, Puguh Wiji Pamungkas Dukung Langkah Ini