Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) kabupaten Madiun mengklaim virus penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayahnya mengalami tren penurunan.
- Melalui Proses Ketat, Ini 5 Dewan Pengawas PDAM Surya Sembada Periode 2021-2024
- Asosiasi Kades Minta Perpres 104 Direvisi, Bupati Jember: Akan Kita Sampaikan ke Gubernur
- Pilkades Serentak di Ngawi Tetap Digelar Desember
Data per 9 Januari 2025, DKPP setempat mencatat jumlah sapi yang positif PMK sebanyak 82 ekor, sudah sembuh 45 ekor dan 32 ekor masih dilakukan perawatan, sedangkan 5 ekor lainnya dilakukan potong paksa.
"Jadi begini kita melihat trend setiap hari di kabupaten Madiun ini setelah kita tangani. Dengan pembagian desinfektan, dan penyuntikan vitamin. Ini trendnya saya nilai relatif menurun," kata Kepala DKPP kabupaten Madiun Paryoto saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (10/1).
Paryoto menambahkan, sejak kasus virus PMK muncul. Dirinya meminta para mantri hewan untuk melakukan langkah pencegahan. Kemudian segera melaporkan jika muncul kasus diwilayahnya, sehingga dapat segera ditangani dengan mengisolasi dan memberikan perawatan. Sehingga wacana penutupan pasar hewan menurutnya belum perlu dilakukan. Selain trend kasus PMK cendrung menurun, di dalam pasar hewan tidak hanya sapi saja yang dijual tapi banyak hewan lainnya.
"Saat merebaknya kasus PMK banyak penjual sapi yang tidak berani membawa hewannya ke pasar karena takut tertular, selain itu kami dari dinas selalu melakukan penyemprotan disinfektan di pasar-pasar untuk melakukan pencegahan," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Festival Anak Sholeh Jatim XII Digelar di Jember, Juara Akan Dikirim ke FASI Nasional
- Covid-19 di Jember Melandai, 20 Kecamatan Sudah Berstatus Zona Hijau
- Bupati Jember Keluarkan SK, Sebanyak 4.200 GTT-PTT Honornya Naik