Dalam tinjauannya, Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan bahwa uji coba perdana program MBG di Surabaya berjalan lancar. Bahkan, makanan yang dibagikan oleh BGN kepada para siswa mayoritas habis.
"Saya tanya ke anak-anak, rasanya gimana? Enak, Pak. Bahkan banyak anak-anak yang makannya habis," ujar Eri Cahyadi.
Pada pelaksanaan MBG ini, para siswa mendapatkan menu makanan yang terdiri dari empat sehat lima sempurna, yaitu nasi, sayuran, ayam, buah, dan susu. Agar siswa tidak merasa bosan, BGN juga merencanakan variasi menu makanan setiap harinya.

"Insyaallah, sudah disampaikan oleh BGN, selama 30 hari (menu) makanan itu berbeda-beda. Berarti menu itu bisa disampaikan ke anak-anak, inginnya apa, kurangnya apa, karena masing-masing anak tidak bisa disamakan," tambahnya.
Eri Cahyadi juga mengungkapkan bahwa menu makanan MBG telah disesuaikan dengan standar BGN, dan ia yakin bahwa makanan yang diberikan sudah memenuhi kebutuhan kalori anak-anak.
"Saya yakin kalorinya juga tinggi, dan kalori itu bisa membantu anak-anak saat belajar," imbuhnya.
Selain variasi menu, Wali Kota Eri mencatat pentingnya evaluasi porsi makanan, karena setiap siswa di tingkat sekolah memiliki porsi makan yang berbeda-beda.
"Jadi kalau ada anak yang makannya tidak habis, jangan dibuang, tapi dilihat ini kelas berapa. Nanti di situ bisa ditentukan, misal porsi kelas 1-3 SD nasi sekian, kelas 4-6 SD sekian. Ini yang saya minta dievaluasi," jelasnya.
Wali Kota Eri juga menekankan pentingnya penggunaan wadah ramah lingkungan, mengingat beberapa uji coba pelaksanaan MBG masih menggunakan wadah plastik.
"Tadi disampaikan (BGN) bahwa tempat makannya nanti seperti aluminium, bukan plastik, jadi selesai makan diambil dan digunakan lagi. Sehingga tidak meninggalkan sampah plastik," paparnya.
Ke depan, Eri berharap pelaksanaan MBG dapat terus diperluas dengan menambah jumlah sekolah yang terlibat.
"BGN sudah bergerak luar biasa, penyedia juga sudah bergerak luar biasa. Saya matur nuwun (terima kasih) kepada Pak Presiden dan BGN," tutur Eri.
Sebagai bentuk dukungan terhadap program ini, Pemerintah Kota Surabaya dan DPRD Surabaya menyiapkan anggaran sebesar Rp1 triliun. Namun, Pemkot Surabaya masih menunggu Petunjuk Teknis (Juknis) dari pemerintah pusat mengenai penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk program MBG. "Kalau nanti Juknisnya turun dan diminta menggunakan APBD, maka akan kita lakukan untuk warga Surabaya," jelas Eri Cahyadi.

Wali Kota Eri juga berharap program MBG dapat mendukung perekonomian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Surabaya.
"Jadi sama-sama bergerak, UMKM bergerak, mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan juga mendukung makan bergizi untuk anak-anak," tambahnya.
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Yusuf Masruh, menjelaskan bahwa pada tahap awal, uji coba pelaksanaan MBG oleh BGN menyasar 6.159 siswa yang tersebar di 10 sekolah di dua kecamatan, yakni Wonocolo dan Rungkut. Ke-10 sekolah tersebut meliputi KB-TM Yasporbi, SD Taquma, SMP Negeri 13, SMA Negeri 10, dan SMK PGRI 1 di Kecamatan Wonocolo, serta TK Tunas Pertiwi, SDN Penjaringansari 1, SDN Penjaringansari 2, MTs 3, dan MAN Surabaya di Kecamatan Rungkut.
Yusuf juga memastikan bahwa pelaksanaan program MBG di Surabaya tidak akan mengganggu jam belajar siswa.
"PAUD agak pagi karena jam masuknya pagi dan pulangnya lebih cepat. Kemudian SD menyesuaikan, sekitar pukul 09.00 WIB dan SMP agak siang. Dengan pola itu semoga semua bisa tepat waktu dan terfasilitasi," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono, menyatakan dukungannya terhadap program MBG. "MBG ini membutuhkan kesiapan semua hal di dalamnya dan juga memerlukan dukungan seluruh warga masyarakat. Sehingga anak-anak pelajar mulai pendidikan dasar hingga menengah dapat menikmati manfaat dari program MBG," kata Adi.
Adi juga menegaskan bahwa DPRD Surabaya akan terus berperan dalam mendukung program MBG, terutama dalam aspek penganggaran, legislasi, dan pengawasan.
"Kita memastikan bahwa MBG di Surabaya dapat tercukupi dengan baik," ujarnya.
Dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) pada akhir 2024, Adi mengungkapkan bahwa Pemkot Surabaya menjelaskan anggaran MBG di kota ini mencapai Rp1,1 triliun. Namun, penggeseran program lain mungkin diperlukan untuk memastikan dana tersebut bisa digunakan dengan optimal.
"Kita menunggu regulasi tentang petunjuk teknis dari program MBG itu," kata Adi.
DPRD Surabaya berharap agar program MBG dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menciptakan perputaran ekonomi yang positif, sambil memastikan kecukupan gizi dan aspek higienis bagi para pelajar.
"Intinya, kami berharap program MBG bisa memperkuat pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan masyarakat, hingga aspek kesehatan dan higienis para pelajar," pungkasnya.[ADV]