Di hari 2 Pekan Ngaji Tafsir Nusantara di Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan, Jombang berlangsung penuh khidmat dengan nuansa keilmuan dan spiritualitas.
- Tingkatkan Hasil Tangkap Ikan, Mahdi Gelontorkan Bantuan ke Nelayan
- Lepas 690 Jemaah Calon Haji, Begini Doa Wali Kota Malang Sutiaji
- Banyak Pemuda Terjerat Narkoba di Sidoarjo, Pandawa Ganjar Edukasi Warga Cegah Peredaran Narkotika
Kegiatan tersebut menghadirkan KH Zamroji Abdul Halim sebagai narasumber utama, yang memaparkan kitab Tafsir Al-Mu'tasham fii Tafsir al-Qur'an al-Mu'azzam.
Kitab ini memuat penafsiran unik yang belum pernah disebutkan dalam tafsir sebelumnya, memberikan dimensi baru dalam memahami Al-Qur'an.
Selaku moderator, Ainur Rifqi memulai dengan memperkenalkan KH Zamroji Halim, termasuk perjalanan panjang keilmuan beliau di dunia tafsir.
"Beliau adalah salah satu ulama besar yang memiliki dedikasi tinggi dalam menghidupkan kembali tafsir-tafsir yang berbasis pada tradisi Nusantara," ujar Gus Rifqi, sapaan akrabnya di awal acara, Minggu (19/01) dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
KH Zamroji dalam pengajiannya menekankan pentingnya belajar Al-Qur'an dan peran pesantren dalam membentuk karakter dan spiritualitas seseorang. Ia mengutip hadis Rasulullah SAW yang berbunyi, "Sebaik-baik manusia adalah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya," tuturnya.
KH Zamroji menyampaikan niat dalam menuntut ilmu dapat berkembang, namun yang terpenting adalah keikhlasan hati dalam setiap proses belajar.
Salah satu momen yang paling berkesan dalam acara ini adalah pemberian ijazah khusus oleh KH Zamroji Halim sebelum memulai pengajian kitab Tafsir al-Mu'tasham.
"Ijazah ini kami berikan sebagai bentuk keberkahan dan kelangsungan ilmu yang akan terus dijaga," terang Kiai Zamroji saat memberikan ijazah kepada para peserta.
KH Zamroji juga menekankan pentingnya menghargai karya ulama Nusantara. "Kita harus bangga dan menjadikan kitab-kitab karya ulama Indonesia sebagai rujukan utama dalam kajian keislaman. Ini adalah bentuk penghormatan atas warisan keilmuan mereka," tuturnya.
Acara ini bukan sekadar ajang pengajian, tetapi juga momentum penting untuk memperkuat identitas keilmuan Islam Nusantara. KH. Zamroji Halim menggarisbawahi pentingnya menjaga warisan ulama dan menghidupkan tafsir-tafsir yang lahir dari bumi Indonesia.
"Tafsir-tafsir kita, tafsir Nusantara, adalah harta yang tak ternilai dan harus kita hidupkan terus," tutup KH Zamroji.
Dengan suasana yang penuh khidmat dan semangat belajar, Pekan Ngaji Tafsir Nusantara menjadi wahana untuk menghidupkan kembali khazanah keilmuan ulama Nusantara sekaligus menjaga keberkahan ilmu yang diajarkan dari generasi ke generasi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Baznas se-Jatim Salurkan Infak Kemanusiaan Rp10 Miliar untuk Palestina
- Paripurna, Pimpinan DPRD Kabupaten Pasuruan 2024-2029 Ucapkan Janji dan Sumpah
- Pesantren Tempat Berdirinya GP Ansor di Banyuwangi Bakal Didaftarkan Jadi Cagar Budaya