Masyarakat mengapresiasi aksi personel TNI AL melakukan pembongkaran pagar laut yang membentang sepanjang 30 Km lebih di perairan Tangerang, Banten pada Sabtu (18/1).
- Kepala Desa Kohod Muncul ke Publik: Mohon Maaf, Saya Korban
- Dua Aspek Penting di Balik Pembangunan Pagar Laut
- Mafia Meksiko Harus Belajar ke Mafia Tangerang yang Kuasai Wilayah Pesisir
Aksi yang dilakukan berdasarkan instruksi Presiden Prabowo Subianto itu turut dibantu ratusan nelayan Banten dan masyarakat.
Institusi bermotto Jalesveva Jayamahe kini semakin mendapat tempat di hati masyarakat khususnya nelayan karena telah membuka akses mereka melaut.
Sementara, institusi yang berwenang di laut lainnya seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kini menjadi cibiran usai sang menteri, Sakti Wahyu Trenggono justru mempertanyakan pembongkaran tersebut.
Aktivis senior Muhammad Said Didu yang sudah lama mengadvokasi masyarakat pesisir Banten oleh hadirnya proyek strategis nasional Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 bersama nelayan mengucapkan rasa terima kasihnya kepada TNI AL.
“Terima kasih TNI-AL yang telah melaksanakan perintah Presiden Prabowo setelah yg lainya mbalelo,” ucap Said Didu dikutip dari akun media X pribadinya, Senin (20/1).
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN itu menyebut bahwa saat ini nelayan Banten telah memperoleh kemerdekaannya setelah sekian lama terbelenggu pagar laut.
“Hari ini bersama masyarakat di Pulau Cangkir yg ikut membongkar pagar laut. Banten kembali Merdeka,” tandasnya sebagaimana dimuat RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kepala Desa Kohod Muncul ke Publik: Mohon Maaf, Saya Korban
- Dua Aspek Penting di Balik Pembangunan Pagar Laut
- Mafia Meksiko Harus Belajar ke Mafia Tangerang yang Kuasai Wilayah Pesisir