Penyakit Tuberkulosis (TBC) tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi.
- PPKM Darurat, Anggota Fraksi Gerindra DPRD Jatim Bagikan Ribuan Masker Di Kota Pahlawan
- Waspadai Varian Covid B.1.1.529, Arab Saudi Tangguhkan Penerbangan dari dan ke Afrika Selatan
- BIN-TNI Terima Hasil Uji Klinis Tahap III Obat Covid, Tinggal Izin Edar Dari BPOM
Stigma terhadap penderita TBC menjadi tantangan dalam upaya pengendalian penyakit.
“Kegiatan ini adalah untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi antar sektor dalam mendukung program pengendalian TBC. Perlu tersampaikannya KIE kepada masyarakat dan menghilangkan stigma negatif di masyarakat terhadap penderita TBC,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (21/1).
Oleh sebab itu, butuh dukungan terhadap pasien TBC agar minum obat sampai tuntas dan tercapainya eliminasi TBC tahun 2030.
Sasaran kegiatan ini adalah unsur pemerintah, swasta, komunitas, hukum dan regulasi, serta media.
Sedangkan, Orkestra Cinta TBC merupakan lagu yang diciptakan oleh Direktur Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya, Prof. Dr. Nasronuddin sebagai upaya yang diharapkan dapat menjadi hymne program TBC hingga di tingkat nasional.
“Sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa TBC bisa disembuhkan melalui pengobatan yang tuntas, serta diharapkan semua unsur hexa helix,” ujar dia.
Tak hanya itu saja, Dinkes Surabaya juga rutin melakukan skrining di Kota Pahlawan. Surabaya sendiri merupakan tempat rujukan di Indonesia Timur.
Berdasarkan data hingga tahun 2024, total kasus TBC di Surabaya adalah sebanyak 11 ribu, dari 16 ribu target kasus nasional yang harus ditemukan.
“11 ribu termasuk dari luar wilayah Kota Surabaya. Kalau Kota Surabaya sendiri sebanyak 9 ribuan. Ada tambahan dari luar, karena Surabaya rujukan se-Indonesia Timur,” terangnya.
Hingga saat ini, 90 persen penderita TBC yang ditemukan tengah menjalani pengobatan.
Tantangannya adalah penderita TBC harus melakukan pengobatan jangka panjang.
Jika konsumsi obat berhenti maka penderita TBC akan mengalami resisten obat dan proses penyembuhan bisa lebih dari enam bulan.
“Data TBC sudah tersinkron dengan pusat, contoh dari luar Surabaya tetapi berobat ke puskesmas Surabaya bisa diobati. Melalui NIK, pasien sudah terdata melakukan pengobatan,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Efisiensi Anggaran Sejak 2024, Pemkot Surabaya Pangkas ATK 30 Persen
- Stok Pangan Jelang Ramadan 2025 Aman, Pemkot Surabaya Siapkan Pasar Murah
- Tunjang Pendapatan UMKM, Pemkot Surabaya Sulap SWK Manukan Lor jadi Tempat Resepsi Pernikahan