Hilangkan Stigma Negatif Penderita TBC, Pemkot Surabaya Dukung Percepatan Target Eliminasi TBC Nasional

Nanik Sukristina/RMOLJatim
Nanik Sukristina/RMOLJatim

Penyakit Tuberkulosis (TBC) tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi. 


Stigma terhadap penderita TBC menjadi tantangan dalam upaya pengendalian penyakit. 

“Kegiatan ini adalah untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi antar sektor dalam mendukung program pengendalian TBC. Perlu tersampaikannya KIE kepada masyarakat dan menghilangkan stigma negatif di masyarakat terhadap penderita TBC,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (21/1).

Oleh sebab itu, butuh dukungan terhadap pasien TBC agar minum obat sampai tuntas dan tercapainya eliminasi TBC tahun 2030. 

Sasaran kegiatan ini adalah unsur pemerintah, swasta, komunitas, hukum dan regulasi, serta media. 

Sedangkan, Orkestra Cinta TBC merupakan lagu yang diciptakan oleh Direktur Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya, Prof. Dr. Nasronuddin sebagai upaya yang diharapkan dapat menjadi hymne program TBC hingga di tingkat nasional. 

“Sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa TBC bisa disembuhkan melalui pengobatan yang tuntas, serta diharapkan semua unsur hexa helix,” ujar dia.

Tak hanya itu saja, Dinkes Surabaya juga rutin melakukan skrining di Kota Pahlawan. Surabaya sendiri merupakan tempat rujukan di Indonesia Timur.

Berdasarkan data hingga tahun 2024, total kasus TBC di Surabaya adalah sebanyak 11 ribu, dari 16 ribu target kasus nasional yang harus ditemukan. 

“11 ribu termasuk dari luar wilayah Kota Surabaya. Kalau Kota Surabaya sendiri sebanyak 9 ribuan. Ada tambahan dari luar, karena Surabaya rujukan se-Indonesia Timur,” terangnya.

Hingga saat ini, 90 persen penderita TBC yang ditemukan tengah menjalani pengobatan. 

Tantangannya adalah penderita TBC harus melakukan pengobatan jangka panjang. 

Jika konsumsi obat berhenti maka penderita TBC akan mengalami resisten obat dan proses penyembuhan bisa lebih dari enam bulan.

“Data TBC sudah tersinkron dengan pusat, contoh dari luar Surabaya tetapi berobat ke puskesmas Surabaya bisa diobati. Melalui NIK, pasien sudah terdata melakukan pengobatan,” pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news