. Warganet khususnya di media sosial Twitter meramaikan tagar "ILC Sambhar Menyambar" hingga menjadi trending, Minggu (10/3), termasuk politisi Partai Demokrat Andi Arief.
- Demokrat: SBY Telah Memimpin Negeri, ke Depannya Giliran Prabowo?
- Akbar Tandjung: Tema Politik Kerakyatan Jadi Kunci Raih Kemenangan Pemilu 2024
- Sebelum Mendaftar, Kaji Mbing-Mas Shandy Deklarasi Maju Pilkada Kabupaten Madiun
Ketimbang Bang Karni Iluas menghabisi saya secara kejam melalui foto-foto yang saya tidak bisa klarifikasi, lebih baik angkat isu Shambar,†kata Andi.
Persoalan bang Karni menghabisi saya lewat tayangan foto, pada waktunya saya akan melakukan perhitungan,†lanjut Andi.
Bahkan, Andi menduga Karni Ilyas merupakan salah seorang yang terlibat menghabisi dirinya saat terbelit kasus tersebut.
Saya tahu Bang Karni Ilyas salah satu yang terlibat menghabisi saya dengan mengutus reporter TV One ke Direktorat 4 Bareskrim pada Senin (3/3) pukul 10.00 WIB untuk kemudian menyebarkan sesuka hati foto-foto yang benar-benar menyudutkan saya. Saya bukan tersangka Bang Karni. Anda wartawan senior tapi abai,†cetus Andi seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin dini hari (11/3) malam.
Andi mengingatkan Karni Ilyas bahwa polisi sudah bekerja profesional dalam menangani kasusnya.
Polisi sudah bekerja profesional, tidak ada barang yang disita dari saya hingga sampai mabes polri, hanya uang dua puluh ribu rupiah yang disita. Sekali lagi bagaimana mungkin Bang Karni sembrono dan menyebar foto yang sudah merugikan saya. Saya tamu di kamar itu,†jelas Andi.
Andi berharap Karni Ilyas dan TV One meminta maaf atas penghakiman dirinya.
Saya berharap bang Karni dan TV one yang sudah menjadi algojo dalam menghabisi saya meminta maaf, sekali lagi saya hanya terperiksa seperti yang dikemukakan Kabaresrim,†tegas Andi.
Selang kemudian, Karni Ilyas yang juga pemimpin redaksi TV One membalas twit Andi dengan komentar untuk meluruskan.
Maaf Andi Arief, Anda keliru, di TV One bukan saya yg menggerakan reporter, tapi kordinator peliputan. Di atas korlip ada manager dan general manejer baru wapemred. Perisitiwa yg menimpa Anda saya baru tahu Senin sekitar pukul 14.00. Sebab Senin itu saya tidur subuh dan bangun siang,†ungkap Karni dalam twitnya @karniilyas.
Mendapat komentar dari Karni Ilyas, Andi pun berseloroh menjawab argumen jurnalis senior itu.
Polisi memang punya hak penyelidikan dan sebagainya, selama masa itu tidak ada hak media untuk menyebarkan material apapun apalagi menghakimi. Ini standar dasar penyelidikan dan pemberitaan media. Saya tidak bermaksud menggurui. Ini masuk skandal pers lho Bang Karni,†tegas Andi.
Lalu Andi menanyakan kepada Karni soal penyebaran fotonya tersebut yang diduga melanggar UU ITE yang dirasa mencemarkan nama baiknya.
UU ITE bahkan menyebut siapapun bisa dipidana jika menyebarkan material yang bukan haknya dari offline ke online yang bisa mencemarkan atau merugikan orang. Bang Karni tahu kerugian immaterial saya dan keluarga?
Andi pun mengaku kecewa dengan sikap Karni Ilyas yang seharusnya memadamkan bara†yang melandanya, bukan sebaliknya.
Saya berharap Bang karni yang sudah memulai ini menjadi "bara" untuk menjadi bagian memadamkannya. Saya bukan kriminal dan persepsi buruk tentang foto-foto yang dimuat sudah meluas. Termasuk dilakukan media lain. Terima kasih,†demikian Andi. [bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi dan Macron Bahas Kerja Sama Pertahanan hingga Isu Perang Ukraina
- Budi Arie Menkominfo, Bukti Konsolidasi Relawan Jokowi Memang Mengarah ke Prabowo Subianto
- Kontroversi Amplop Kiai, Suharso Monoarfa Temui KH Afifuddin Muhadjir