Dibatalkannya Konser bertajuk 'Hadapi dengan Senyuman' Tribute To Ahmad Dhani di Grand City Surabaya oleh pihak kepolisian Surabaya, dinilai kalangan politisi sarat dengan kepentingan politis.
- PKS Dukung RUU Perampasan Aset Sebagai Upaya Sistematis Pemberantasan Korupsi
- Paslon yang Pengaruhi Warga Melalui Bagi-bagi Sarung Bisa Dijerat Pidana Pemilu
- Istana Masih Rahasiakan Sosok Jenderal yang Diutus Jokowi ke Myanmar
Yang disesalkan Fahri, pihaknya tidak menyangka bahwa polisi telah bertindak anarkis dengan mematikan lampu dan AC di lokasi konser.
"Ini kan ikhtiar secara moral membantu Ahmad Dhani yang dibui. Kita cukup prihatin, saya tidak menyangka kepolisian ternyata bertindak sejauh ini. Lampu dimatikan, AC dimatikan, saya tidak menyangka. Ini tidak seharusnya demikian," terangnya.
Sementara dalam ciutannya di Twitter @Fahrihamzah, Fahri menyindir rezim saat ini tidak seketat rezim Soeharto. Pasalnya pada rezim Soeharto, para musisi tetap bisa bernyanyi.
"Saya sangat menyayangkan ini semua terjadi...pertunjukan musik itu politis pun tetaplah musik...zaman pak Harto presiden, @iwanfals dkk serta kelompok SWAMI, bisa menyanyikan lagu BENTO dan BONGKAR tanpa halangan....sungguh saya tidak mengerti...ada apa dengan rezim ini?†tandasnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dua Buku Teguh Santosa Dapat Pengakuan dari MURI
- Kasus Ismail Bolong Jalan di Tempat, Diduga Polri Tersandera
- Survei SSC, Emil Dardak Pimpinan Parpol Paling Populer Di Jatim