Kasus Ketua Umum PPP Romahurmuizy yang terkena OTT KPK akan menjadi ajang pertarungan opini bagi kedua kubu Capres Cawapres yang saat ini sedang berlaga di Pilpres 2019.
- Pilwali Surabaya, Dukungan Kepada Pasangan Erji Terus Menggelora
- Sinergitas PCNU dengan Polres Bondowoso Berbuah Penghargaan dari Kemendes PDTT
- Kiai Said Alami Kelelahan dan Gejala TBC
Pertarungan opini publik belum selesai. Apalagi bila media membingkai kasus ini dengan jejak digital Romy yang pernah dinominasikan Jokowi sebagai bakal Cawapres Jokowi,†kata pengamat politik Redi Panuju kepada Kantor Berita , Jumat (15/3).
Menurut Redi, dalam pertarungan tersebut akan ada sesuatu yang bertolak belakang dalam narasi politik.
Namanya paradox. Kata-kata termasuk jargon (akhirnya) hanya permukaan saja. Sejatinya setiap tagline fungsinya instrumen persuasif. Sekedar mencari simpati, citra diri, dan akhirnya mbujui (membohongi),†terang akademisi dari Universitas Dr Soetomo (Unitomo) ini.
Ditambahkan Redi, kasus Romy akan menjadi bagian dari peperangan opini, dimana kedua kubu akan saling mengungkit masa lalu, soal penguasaan hutan, HAM, dan relasi terorisme.
Pokoknya akan banyak kejutan di ujung bulan Maret,†tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, KPK telah melakukan penangkapan terhadap politisi Romy di Surabaya. Sebanyak tujuh orang terjaring KPK. Lima di antaranya telah diterbangkan ke Jakarta.
Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan melaporkan telah mengamankan lima orang dari unsur Penyelenggara Negara di DPR, pejabat dari kementerian agama di daerah, dan swasta.
KPK juga mengamankan sejumlah uang yang diduga terkait dengan dugaan suap untuk pengisian jabatan di Kementerian Agama.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Perangkat Desa "Kuasai" Jalan Gatot Subroto, Lalu Lintas Lumpuh
- Gerindra Jatim Lepas Seribu Merpati Di Banyuwangi
- Firli Bahuri Minta Kader PDIP Pegang Komitmen Integritas Agar Jauh dari Korupsi