Sejumlah tokoh masyarakat RT 4 RW 1 Kelurahan Asemrowo, Kecamatan Asemrowo Surabaya mengklarifikasi pernyataan Ratno Tismoyo, seorang warga yang memberikan informasi perihal 54 warga Asemrowo yang dijemput petugas medis.
- Pangdam V/Brawijaya Targetkan Warga Papua di Surabaya Sudah Tervaksin
- Tekankan Penggunaan E-purchasing, Bupati Blitar Minta Prioritaskan Produk UMKM Daerah
- Perankan Sosok Raja Surya, Wali Kota Eri Hibur Warga Surabaya di Peringatan HJKS Ke-730 Lewat Layar TV
Hadi Suwarno selaku Ketua RW 1 Kelurahan Asemrowo didampingi tokoh masyarakat dengan disaksikan warga setempat memastikan bahwa Ratno tidak memiliki kapasitas menyampaikan informasi tersebut. Sebab, Ratno diketahui tidak tinggal di wilayah RT 4 melainkan tinggal di RT 5. Menurut Hadi, apa yang disampaikan Ratno kepada media telah menimbulkan keresahan di masyarakat.
"Tidak pernah ada yang memposting data itu ke grup WA," kata Hadi dalam klarifikasinya kepada Kantor Berita RMOLJatim, Jum'at (15/5).
Sementara itu, Soemarso meluruskan terkait penyebab 54 warga yang di rapid test. Mulanya, ada salah seorang warga yang meninggal dunia karena positif terinfeksi virus corona.
"Kita tidak tau penyebab kematiannya tapi bukan berarti RT menutup nutupi. Ini kesannya RT menutup-nutupi padahal saya tau persis, karena RT nya ini sering komunikasi dengan saya. Beliau juga tidak tau soal itu karena Pemerintah sendiri tidak memberikan informasinya," terang Soemarso.
Terkait suami warga yang meninggal, lanjut Soemarsono, sudah melakukan rapid test. Namun sampai sekarang hasilnya tidak disampaikan ke puskemas setempat.
"Apa hasilnya kami juga belum tau, informasinya hasilnya tidak disampaikan ke Puskesmas Asemrowo tapi ke perak," sambungnya.
Sedangkan 54 warga yang dibawa oleh Tim Covid-19, terang Soemarso , sebagaian telah melakukan rapid tes secara mandiri.
"Hasilnya non reaktif," ujarnya.
Usai melakukan klarifikasi, Ratno Tismoyo telah meminta maaf pada Warga RT 4. Ia mengaku bersalah dan mengakui tidak memiliki kapasitas untuk memberikan informasi tersebut.
"Saya akui bersalah dan saya minta maaf karena sudah menyampaikan informasi yang telah membuat warga resah," kata Ratno pada para warga.
Terpisah, Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, M. Fikser mengatakan masih akan melakukan kordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Surabaya terkait dijemputnya 54 Warga Asemrowo oleh Tim Covid-19.
"Saya kordinasi dulu dengan Kadinkes," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gempur Rokok Ilegal, Sinergi Pemkot Surabaya dan Bea Cukai Berhasil Cegah Kerugian Negara
- Pemkab Mojokerto Kembali Gelar Pasar Murah Ramadan
- Calon Kades Terpilih di Jember Dipolisikan