Forum Eksponen 98 PDI Perjuangan Sumatera Utara mengkritisi sindiran-sindiran Djarot Syaiful Hidayat kepada Akhyar Nasution yang memutuskan beralih ke Partai Demokrat.
- Berseteru dengan Gus Yahya, Elektabilitas Cak Imin dan PKB akan Menurun
- Dukung PPKM Mikro, Rakerda Golkar Kabupaten Probolinggo Ditunda
- Berencana Merelokasi Warga Tanah Merah, Dirut Pertamina Dituntut Mundur
Menurut Ketua Forum Eksponen 98 PDIP Sumatera Utara, Gumana Lubis, kepindahan Akhyar dikarenakan haus kekuasaan, sangat tidak beralasan.
“Ucapan-ucapan yang dipertontonkan Djarot di media sangat tidak pantas,” kata Gumana dilansir Kantor Berita RMOLSumut, Rabu (29/7).
Menurut Gumana yang juga Ketua PAC PDI Perjuangan Medan Johor ini, Akhyar Nasution adalah salah satu kader terbaik PDIP yang sangat pantas untuk diusung pada Pilkada Medan 2020.
Akan tetapi, situasi politik di tingkat nasional membuatnya harus tersisih dari partainya sendiri. Sehingga sangat pantas jika Akhyar memilih maju di Pilkada Medan karena mendapat dukungan dari Partai Demokrat dan PKS.
Sehingga bila Akhyar Nasution disebut sebagai kader yang tidak patuh aturan, lanjut Gumana, adalah kekeliruan besar. Karena faktanya, PDIP yang justru terkesan tidak menghargai kerja keras Akhyar dalam membesarkan partai.
“Beliau adalah salah satu pembela PDI Perjuangan pro munas,” ungkapnya.
Karena itu, kalaupun Akhyar memilih maju dengan dukungan partai lain, maka hal itu harus dihormati oleh Djarot Saiful Hidayat.
“Kalau tak mau membantu, jangan justru Djarot mengobok-obok PDI Perjuangan di Sumatera Utara,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Presiden Jokowi Minta BIN Netral di Pemilu 2024
- Timnas Amin Tunjuk 90 Jurubicara, Ada Said Didu, Syahganda Nainggolan dan Refly Harun
- Pasal tentang Rekayasa Kasus Diusulkan Masuk RKUHP