Setelah beredar isu mengenai sosok KH. Abdul Ghofur, Pengasuh Pondok Pesantren (PP) Sunan Drajat Paciran, Lamongan, Jawa Timur, yang disebut-sebut sebagai sosok yang tepat untuk menggantikan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pasca Muktamar Luar Biasa (MLB) NU, Kiai Ghofur akhirnya buka suara. Sebelumnya, beliau diam atas isu tersebut, namun kini beliau merasa perlu memberikan tanggapan atas pemberitaan yang berkembang.
- Ketua Pemuda Muhammadiyah: Blacklist Dicabut, Tanda AS Butuh Menhan Prabowo
- Terima Mandat Dari Kepala Daerah Di Jatim, Gus Muhaimin Siap Nyapres Di 2024
- 7 Kandidat Cawapres Airlangga, Ada Nama Firli Bahuri hingga Erick Thohir
Kiai Ghofur, yang juga dikenal sebagai pengasuh pondok pesantren terbesar di Jawa Timur, menyatakan bahwa berita yang menyebutkan dirinya sebagai calon Rais Aam PBNU periode 2025-2030 adalah hal yang kurang elok.
Menurutnya, pemberitaan tersebut seakan sengaja digaungkan untuk membenturkan dirinya dengan PBNU.
"Saya rasa, berita yang mengatakan saya sosok pengganti yang tepat untuk Rais Aam itu kurang baik. Sepertinya ada pihak-pihak yang ingin membenturkan saya dengan PBNU," kata Kiai Ghofur dengan tegas. Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak ingin terlibat dalam situasi yang hanya dimanfaatkan oleh kelompok tertentu.
Kiai Ghofur memang dinilai oleh banyak pihak sebagai sosok yang memenuhi kriteria untuk menduduki posisi penting di PBNU, mengingat keberhasilannya dalam mengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat.
Pondok pesantren yang sudah berdiri sejak abad ke-14 ini mampu tetap eksis hingga kini, mempertahankan warisan budaya Walisongo dan terus berkembang pesat.
Pondok Pesantren Sunan Drajat di bawah kepemimpinan Kiai Ghofur telah melahirkan banyak generasi unggul, tidak hanya dalam bidang ilmu agama tetapi juga dalam membentuk karakter yang bermoral dan berakhlakul karimah.
Meski demikian, Kiai Ghofur yang saat ini sudah berusia 76 tahun, menyatakan bahwa dirinya tidak ingin terlibat dalam perebutan posisi yang berisiko memecah belah. Ia merasa sudah cukup dengan posisinya sebagai Musytasar PWNU Jawa Timur, dan lebih memilih untuk fokus mengabdi kepada umat melalui pesantren.
"Saya sudah cukup tua. Lebih baik saya tetap mengabdi di pesantren dan melayani umat di sini (Sunan Drajat). Saya tidak ingin ikut campur dalam urusan yang membuat situasi semakin rumit. Cukup menjadi Musytasyar di PWNU saja," tambah Kiai Ghofur.
Beliau juga mengungkapkan bahwa meskipun dirinya tidak ingin terlibat dalam kepengurusan PBNU, ia akan selalu mendukung dan mendoakan agar PBNU terus maju dan memberikan manfaat bagi umat.
"Saya akan selalu mendukung PBNU. Semoga NU semakin jaya dan terus memberikan manfaat luar biasa bagi umat," pungkasnya.
Kiai Ghofur juga menegaskan bahwa dirinya tetap akan membuka diri untuk mendukung program-program positif yang dijalankan oleh PBNU, sambil tetap fokus mengabdi di pesantren dan melayani umat.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- PKS se-Jawa Timur Gelar Pelatihan TFT Saksi Pemilu, Kang Irwan: Siap Amankan Target Suara dan Kursi PKS
- Hasto Ancam Buka Video Kejahatan Pejabat Negara, PKS: Gelar Tikar, Nobar Sambil Ngopi
- Abaikan Putusan MK dan Langkahi DPR, Wajar Rizal Ramli Tolak Perppu Ciptaker