Pengamat Militer Sebut Temuan Paket Mencurigakan di Madiun adalah Bahan Peledak Rakitan

Keterangan foto : Co-Founder ISSES Khairul Fahmi/RMOLJATIM.
Keterangan foto : Co-Founder ISSES Khairul Fahmi/RMOLJATIM.

Penemuan paket mencurigakan atas laporan masyarakat yang terbungkus kardus dan di letakkan di dekat Indomaret Exit Tol Madiun di Dumpil Kecamatan Nglames, pada Rabu (29/1) lalu direspon cepat oleh pihak Polres Madiun. 


Termasuk juga isi paket yang mencurigakan dan diduga bom, telah dijawab Kapolres Madiun AKBP Mohammad Zainur Rofik melalui keterangan tertulis. Bahwa hasil pemeriksaan dari tim Gegana Satbrimob Polda Jatim, isi dalam paket tersebut adalah bahan Mercon/Petasan.

Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISSES) Khairul Fahmi mengapresiasi pihak kepolisian yang menunjukkan respons cepat atas laporan masyarakat. Menurutnya Polres Madiun dan tim Gegana Brimob Polda Jatim, sigap mengamankan lokasi dan melakukan disposal terhadap isi paket.

"Kecepatan respons ini patut diapresiasi karena dapat mencegah kepanikan serta memastikan keamanan masyarakat sekitar," kata Khairul Fahmi kepada RMOLJATIM, Minggu (2/2). 

Pengamat militer dari Isses ini menjelaskan, meski paket mencurigakan tersebut bukan bom melainkan berisi bahan mercon atau petasan. Temuan ini tetap tidak boleh dianggap enteng. Karena dari hasil evakuasi tim Gegana, paket tersebut berisi empat tabung pipa berukuran panjang 30 cm dengan diameter 13 cm, yang disemen di kedua ujungnya dan memiliki sumbu. 

"Ini bukan sekadar petasan kecil yang biasa digunakan untuk perayaan, melainkan bentuk bahan peledak rakitan yang jika meledak bisa menimbulkan bahaya serius," jelasnya. 

Menurutnya jika benar hanya berisi bahan petasan (black powder/potassium chlorate), daya ledaknya memang lebih kecil dibanding bahan peledak militer seperti TNT, RDX, atau C-4. 

"Namun, ketika dikemas dalam tabung pipa yang tertutup rapat, tekanan ledakan bisa meningkat, menghasilkan efek serpihan (shrapnel) yang berpotensi melukai orang di sekitar. Dalam jumlah besar, bahan ini tetap dapat menyebabkan kerusakan dan cedera, apalagi jika digunakan tanpa pengawasan atau dalam situasi yang tidak terkendali," ungkap Fahmi. 

Kasus terkait petasan yang menelan korban sudah berulang kali terjadi di Madiun. Ini menunjukkan bahwa regulasi mengenai petasan dan bahan peledak perlu ditegakkan lebih ketat. Produksi dan distribusi petasan dalam skala besar yang tidak terkontrol harus dicegah, karena bukan hanya mengganggu ketertiban, tetapi juga berisiko menimbulkan insiden yang lebih besar. 

"Jangan sampai ada pembiaran atau pelumrahan terhadap praktik pembuatan petasan secara ilegal, apalagi jika sudah menyerupai bahan peledak berdaya ledak tinggi," tandasnya.

Masyarakat juga perlu lebih waspada dan proaktif dalam melaporkan aktivitas mencurigakan terkait peredaran bahan peledak ilegal. Selain itu, edukasi mengenai bahaya petasan dan bahan peledak perlu diperkuat, terutama di daerah yang memiliki tradisi penggunaan petasan dalam berbagai perayaan. Keamanan publik bukan hanya tanggung jawab aparat, tetapi juga seluruh elemen masyarakat.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news