Rakorwil II HKI Jatim Dorong Sinergi Kawasan Industri Hadapi Tantangan Global

Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) II Tahun 2025 di Hall Basroni Rizal, Wisma SIER/ ist
Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) II Tahun 2025 di Hall Basroni Rizal, Wisma SIER/ ist

Himpunan Kawasan Industri (HKI) Koordinator Wilayah Jawa Timur menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) II Tahun 2025 di Hall Basroni Rizal, Wisma SIER, Surabaya pada, Selasa 6 Mei 2025. Agenda strategis ini menjadi ajang konsolidasi penting bagi anggota HKI se-Jatim dalam merespons tantangan industrialisasi dan dinamika ekonomi global yang semakin kompleks.


Kegiatan ini dihadiri perwakilan dari berbagai kawasan industri strategis di Jawa Timur. Di antaranya PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), PT Kawasan Industri Gresik (KIG), PT Makmur Berkah Amanda (HIPS & Safe n Lock), Ngoro Industrial Park (NIP), Sidoarjo Rangkah Industrial Estate (SiRIE), serta PT Maspion Industrial Estate (MIE).

Rakorwil kali ini terasa istimewa dengan kehadiran Akhmad Maruf Maulana, Presiden Direktur Wiraraja Green Renewable Energy and Smart Eco Industrial Park, yang juga anggota Dewan Pertimbangan HKI Indonesia. Maruf kini digadang sebagai kandidat kuat Ketua Umum HKI menggantikan Sanny Iskandar.

Dalam sambutannya, Maruf mengapresiasi soliditas dan kekompakan yang ditunjukkan oleh HKI Jatim. Ia menilai, harmonisasi internal yang telah terbentuk menjadi modal penting untuk memperkuat posisi kawasan industri Indonesia di tengah ketatnya persaingan global.

“Rakorwil HKI Jatim hari ini sangat kompak. HKI Jatim sungguh luar biasa. Kebersamaan yang dibangun membuat saya salut dan bangga. Ini adalah keistimewaan yang harus terus dijaga,” ujar Maruf.

Ia juga menegaskan kesiapannya mencalonkan diri sebagai Ketua Umum HKI. Menurutnya, pencalonan tersebut didasari oleh visi dan misi untuk membawa perubahan signifikan dalam penguatan posisi HKI sebagai mitra strategis pemerintah, khususnya dalam menghadapi dampak dari ketidakpastian ekonomi global, termasuk imbas perang dagang internasional.

“Saya mencalonkan diri sebagai Ketum HKI dengan visi menciptakan perubahan nyata. Kita tengah dihadapkan pada kompetisi investasi dengan negara-negara seperti Vietnam dan Malaysia yang agresif menarik investor. HKI sebagai asosiasi pengelola kawasan industri harus menjadi kekuatan dan berperan penting sebagai mitra pemerintah dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen,” tegasnya.

Lebih lanjut, Maruf mendorong perlunya terobosan konkret agar Indonesia mampu menjadi destinasi utama investasi asing. Ia menyatakan bahwa HKI harus adaptif terhadap perubahan zaman, terutama dalam merumuskan program kerja yang mendorong kemudahan investasi.

“HKI harus mampu mengikuti perkembangan zaman. Visi saya adalah menjadikan HKI sebagai kekuatan strategis dalam mengawal dan menyelesaikan berbagai hambatan investasi. Kita harus proaktif memberikan solusi agar birokrasi semakin efisien,” jelasnya.

Sebagai tokoh industri asal Sumenep, Jawa Timur, Maruf turut menekankan pentingnya pemerataan pembangunan kawasan industri yang inklusif dan berorientasi pada prinsip keberlanjutan serta green industry.

Rakorwil II HKI Wilayah Jawa Timur ini juga menjadi momentum reflektif sekaligus perumusan agenda strategis untuk memperkuat posisi kawasan industri sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Forum ini diharapkan mempererat solidaritas antaranggota dan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang aplikatif untuk mendukung pembangunan industri berkelanjutan.

Direktur Utama PT SIER sekaligus Wakil Ketua Umum HKI, Didik Prasetiyono, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kawasan industri memiliki peran penting, tidak hanya sebagai pusat produksi dan bisnis, namun juga sebagai motor penggerak dalam pencapaian target pembangunan nasional, termasuk target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang dicanangkan Presiden RI, Prabowo Subianto.

“HKI adalah wadah kolaboratif yang mempertemukan berbagai kawasan industri untuk menciptakan sinergi dan berbagi praktik terbaik dalam mendukung agenda keberlanjutan global. Sebagai organisasi penghubung, HKI juga berperan penting dalam mengimplementasikan kebijakan dan teknologi ramah lingkungan yang mempercepat transisi menuju ekonomi hijau,” tutur Didik.

Ia juga menekankan bahwa peran kawasan industri sangat vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi melalui sektor ekspor dan manufaktur. Dengan terus mendorong kualitas dan efisiensi, kawasan industri di Indonesia mampu meningkatkan daya saing nasional sekaligus menyumbang devisa bagi negara.

“Kami berharap, dengan pengembangan kawasan industri yang berkelanjutan, kita tidak hanya meningkatkan daya saing dalam negeri, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian global, terutama dalam menghadapi dampak dari fluktuasi geopolitik dan perang dagang antara negara-negara besar,” tambahnya.

Didik menyampaikan apresiasinya atas kontribusi dan gagasan yang telah disampaikan oleh Akhmad Maruf dalam forum Rakorwil HKI Jatim. Ia menilai Maruf sebagai sosok yang memiliki kepedulian dan pemahaman mendalam terhadap dinamika kawasan industri, baik dari sisi tantangan maupun peluang strategis ke depan.

“Pak Maruf memiliki pengalaman panjang dan jejaring yang luas, baik di kalangan legislatif maupun eksekutif. Di tengah tuntutan digitalisasi, dekarbonisasi, dan transformasi menuju industri hijau, beliau menunjukkan pemikiran yang progresif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Tentu ini menjadi nilai tambah yang berharga bagi HKI ke depan,” ujar Didik.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news