Mantan Menko Ekuin era Presiden Gusdur, Rizal Ramli menyoroti harga batu bara yang mengalami kenaikan cukup tajam hingga mencapai 200 dolar Amerika Serikat per ton dari sebelumnya 60 dolar Amerika Serikat per ton.
- Rizal Ramli Memang Ancaman bagi Rezim Jokowi
- Asa Sang Rajawali Tak akan Pernah Pupus
- UAS: Rizal Ramli Berani Ungkap Kebenaran Walau Pahit
Yang dipertanyakan Rizal Ramli, penerimaan negara dari ekspor batu bara tersebut masih kecil. Padahal harga komoditas migas yang naik tersebut seharusnya menjadi ladang pendapatan bagi negara dalam bentuk pajak penjualan batu bara, dan bukan malah merugi.
"Seharusnya negara terima royalti dari ekspor batubara juga dari tadinya Rp 20 miliar bisa harusnya Rp 80-100 miliar," kata Rizal Ramli dalam acara diskusi virtual yang digagas Partai Gelora bertemakan Refleksi Akhir Tahun, Selamat Datang Tahun Politik, Bagaimana Nasib Indonesia di Masa Depan?, Rabu (29/12).
Tapi, menurut sosok yang pernah menjabat Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati justru tak memanfaatkan momentum tersebut.
"Menteri Keuangan terbaik mendengarkan lobi-lobi dari oligarki batu bara. Maka royalti batu bara dihapus menjadi 0, harusnya pendapatan dari royalti itu bisa dipakai supaya untuk rakyat," tuturnya.
Kemudian, Rizal Ramli juga mengkritisi ihwal tarif listrik yang tidak naik dalam dua tahun terakhir hingga menyusahkan rakyat kecil.
Selain itu, naiknya harga minyak goreng yang dikeluhkan masyarakat membuat perekonomian di Indonesia membingungkan sedang sehat atau tidak.
"Harga sawit naik hampir 100 persen pasarnya di dalam negeri harga minyak goreng juga naik tinggi sekali ibu-ibu mengeluh Kok semuanya naik apa cabe tentu tapi yang lain-lain juga naik semuanya," tutupnya seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sri Mulyani Diisukan Mundur, Netizen Singgung Prediksi Cak Nun
- Bahlil dan Sri Mulyani Bisa Runtuhkan Kepercayaan Rakyat Pada Prabowo
- Demi UMKM, Kenaikan PPN 12 Persen Harus Dipertimbangkan Kembali