Banyak anggapan muncul bahwa penangkapan buronan kelas kakap, Djoko Tjandra merupakan bagian dari upaya Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo untuk promosi jabatan menjadi kapolri menggantikan Jenderal Idham Azis.
- Mahfud MD: Semua Sektor Kehidupan di Indonesia Pernah Diisi Kader HMI
- Satgas Covid-19 Sebaiknya Diberi Kewenangan Menindak Penimbun Obat
- Soal Impor Beras Satu Juta Ton, Eks Jubir Gus Dur: Pemerintah Paling Menakutkan
Menanggapi hal itu, aktivis Petisi 28, Haris Rusly Moto menyarankan agar Menko Polhukam Mahfud MD untuk berperan lebih menonjol.
“Agar kasus Djoktjan tak dilihat semata promosi Komjen Sigit jadi kapolri. Maka Menko Polhukam Prof Mahfud MD harus jadi navigator kejar puluhan buronan perampok uang negara,” tegasnya dalam akun Twitter pribadi, Minggu (2/8).
Menurutnya masih banyak buron kakap yang harus ditangkap pemerintah. Khususnya dalam kasus megaskandal dugaan korupsi yang besar.
“Segera tangkap dan ekstradisi Sjamsul Nursalim, Honggo Wendratmo, dan lain-lain,” tutupnya.
Sekedar diketahui, terpidana kasus hak tagih (cessie) Bank Bali, Djoko Tjandra ditangkap di Malaysia pada Kamis malam (30/7).
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dari Puncak, AHY Minta Seluruh Kader Demokrat Persiapkan Upaya Raih Kemenangan di 2024
- Jumlah Kasus Covid-19 di Gedung DPR Bertambah Jadi 194
- Aktivis Nelayan Anggap Anies Jalan Keluar dari Totalitarianisme