RMOLBanten. Jika dalam negara ada peristiwa yang merugikan dan mendatangkan korban, maka rakyat wajib memberi simpati.
- Muktamar Usai, NU Diharapkan Makin Berkembang di Luar Jawa
- Gubernur Khofifah Siapkan 5 Langkah Wujudkan Pemilu 2024 Kondusif
- Anies: Perjuangan Belum Selesai, Kawal dan Laporkan Kecurangan
Fahri menjelaskan bahwa kesibukan pemerintah yang utama adalah mengungkap peristiwa dan terbuka kepada publik tentang apa yang terjadi.
Kesibukan utama pemerintah bukan soal kesedihan korban, tapi soal membuat terang kejadian sehingga keadilan dan hukum ditegakkan secara tuntas,†jelasnya sebagaimana dikutip dari akun Twitter @fahrihamzah, Sabtu (12/5).
Kesibukan ini jangan di balik. Apalagi jika kemudian kesedihan disebut lebih utama ketimbang kebenaran.
Sebab, sambung Fahri, akan sia-sia nyawa korban apabila negara gagal membawa pada penegakan hukum dan kebenaran untuk mendapatkan keadilan.
"Waktu Novel Baswedan jadi korban, semua menyatakan prihatin dan berduka seolah tugas negara itu berduka. Padahal, fakta dan kebenaran tidak terungkap. Dan Presiden Jokowi bilang ‘tunggu Polri angkat tangan’. Hebat betul," sindirnya.
Fahri melanjutkan, ada banyak fungsi dalam negara termasuk memberikan santunan. Tapi negara hukum ditandai dengan tegaknya hukum yang akan menjadi dasar kebersamaan rakyat sepanjang masa.
"Maka, jangan bergeser untuk menemukan fakta yang benar," tukas Fahry seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL. [dzk]
- Anak Buah Moeldoko Olok-olok Prabowo Terkait KRI Nanggala-402, Dicurigai Ada Upaya Geser Posisi Menhan
- Rapatkan Barisan dengan Relawan Se-Jatim, OMG Siap Menangkan Keunggulan Suara Ganjar di Jawa Timur
- PDIP Dua Kali Usung Calon dari Luar Trah Soekarno, Saatnya Puan Maharani Unjuk Gigi jadi Capres