Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera memastikan partainya tidak ikut-ikutan menggunakan jasa buzzer media sosial. PKS, sambungnya, hanya mengandalkan jejaring kader yang saling terikat.
- SBY Pastikan Demokrat Tetap Usung Khofifah-Emil Di Pilgub Jatim 2024
- Staf Ahli MPR: Pangan Bisa Jadi Senjata Terhandal Memenangkan Diplomasi
- Terkendala Cuaca, Proses Evakuasi Kapolda Jambi dan Rombongan Dihentikan
"Di PKS, kami tidak mengenal buzzer, apalagi yang berbayar. Di PKS mengoptimalkan jejaring kader, yang disebut Relawan Digital, Redi. Paket data mereka dari kantong-kantong mereka sendiri,†tegasnya dalam akun Twitter pribadi, Senin (7/10).
Redi PKS, lanjutnya, juga memiliki latar yang mumpuni. Mereka umumnya telah menempuh jenjang pendidikan yang disebut sekolah digital. Jenjang itu ada di tingkat DPP, DPW sampai DPD bahkan DPC.
"Mempelajari UU ITE, produksi konten positif, humas produktif dan lain-lain,†terangnya.
Mardani memastikan Redi PKS bekerja secara organik dan terstruktur mengikuti komando di tingkat pusat. Sementara isu utama yang dimunculkan dalam kanal sosmed Redi PKS adalah marketing partai. Mulai dari kinerja anggota dewan dan kepala daerah, hingga kontra demarketing atau melawan hoax. Termasuk, isu-isu keumatan, dakwah, dan isu sosial.
"Jumlah kader dan simpatisan aktif sekitar 2 juta orang, 10 persennya bermain sosial media berbagai kanal, kami ingin mewarnai socmed dengan kebaikan-kebaikan, moto kami ayo posting positif,†tutupnya.[aji]
- Jokowi Bilang Ekonomi Dunia Seperti Komputer Hang, Di Indonesia Ekonomi Malah Melaju Auto Pilot
- Ketum IIPG: Para Nakes Perempuan Adalah Perempuan Hebat Pejuang Kartini
- Gerindra Tidak Halangi Anies Baswedan Nyapres
ikuti update rmoljatim di google news