Kata-kata bijak Staf Khusus Milenial Presiden, Adamas Belva Syah Devara mendapat kritikan dari pengamat politik dari lembaga survei KedaiKopi, Hendri Satrio atau Hensat
- Gatot Nurmantyo Dirayu Partai Pelita, Partai Ummat Ogah Ambil Pusing
- Partai Demokrat Minta Ambang Batas Parlemen Dipertahankan 4 Persen
- Mahfud MD: Dugaan Pencucian Uang Rp 189 Triliun di Bea Cukai Berubah jadi Laporan Pajak
Sebelumnya, founder Ruang Guru itu meminta publik untuk bertanya kepada diri sendiri tentang sumbangsih yang telah diberikan kepada negara terkait wabah virus corona atau Covid-19.
Dalam kata-kata bijaknya, Adamas Belva Devara mengatakan demikian: “Bukan waktunya saling menjatuhkan atau saling membully. Ayo bertanya pada diri sendiri “apa yang bisa saya lakukan untuk negeri?”.Menyalakan lilin lebih baik daripada menyalahkan kegelapan”.
Hensat berpendapat, Stafsus Milenial tersebut harusnya bisa berkaca diri. “Ya, mungkin pada saat stafsus itu bikin kata-kata bijak, dia bikinnya sambil ngaca kali. Jadi sebetulnya itu buat dia sendiri, dia itu bertanya mungkin, apa yang bisa dia perbuat, untuk negeri ini pada saat corona, mungkin itu yang dia lakukan,” ujar Hensat seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (25/3).
Ia tak mempersoalkan keberadaan staf khusus yang digaji hingga Rp 51 juta perbulan lewat APBN tersebut. Namun demikian, Hensat meminta agar pejabat di istana tidak asal dalam menyampaikan pernyataan di ruang publik.
"Saya enggak nyalahin kalau mau berbuat baik, tapi memang harusnya dia lakukan yang sebaik-baiknya, enggak usah menganggap ada orang yang nge-bully yang belum melakukan apa-apa . Itu kan sama saja si Stafsus menuduh orang lain tidak melakukan apa-apa loh," paparnya.
Akademisi dari Universitas Paramadina ini berharap, para pembantu presiden memiliki cara komunikasi yang baik dan lebih menampilkan kerja nyata, bukan hanya sekadar mengeluarkan kata-kata bijak di sosial media.
“Mudah-mudahan ke depan dia menjaga maksud dan tujuannya itu dengan kebaikan. Mudah-mudahan nanti komunikasinya lebih baik lagi, saya percaya itu digunakan dengan niat baik, tapi niat baik itu harus disampaikan dengan baik juga. Jangan sampai salah kaprah seperti sekarang,” tutupnya.
- KPU Diminta Perjelas SOP Kerja Tahapan Pemilu 2024
- Din Syamsuddin Nilai Konsep Tionghoa Identik dengan Wasathiyah
- Prabowo Tidak Ideal Jadi Ketum, Harusnya Beri Kesempatan Elite Lapis Kedua di Gerindra
ikuti update rmoljatim di google news