Kebijakan Pemerintah Tangani Covid-19 Hanya Keputusan Politis Saja

Miris, dalam sehari pasien positif virus corona (Covid-19) di Kota Surabaya bertambah 83 orang. Sehingga total menjadi 180 orang. Sejumlah kalangan menilai bahwa pemerintah saat ini tidak serius dalam menangani pandemik Covid-19.


Pemerhati sosial dan politik Anis Sadah menilai, kebijakan yang diambil pemerintah dalam penanganan Covid-19 hanya keputusan politis saja.

“Semua yang dilakukan terkait pengambilan keputusan sifatnya hanya politis saja. Yang menjalankan kebijakan biar melakukan sesuatu agar terlihat bermanfaat, padahal keefektifannya tidak maksimal,” kata Anis pada Kantor Berita RMOLJatim, Senin (13/4).

Anis mencontohkan, Kementerian Kesehatan telah melarang penggunaan bilik desinfektan melalui Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Tapi Pemerintah Daerah tidak menggubris. Di Surabaya penggunaan bilik desinfektan malah massif.

“Lha dokter-dokter ahlinya bilang A mereka pada melakukan D, G, dan H. Pemerintah sepertinya abai dengan pendapat ahli,” tukasnya.

Dalam penanganan Covid-19 saat ini, menurut Anis yang perlu dicermati adalah pembagian alat pelindung diri (APD). Sebab, pembagian APD ini menggunakan anggaran negara sehingga perlu diawasi.

“BNPB dan pemerintah membagikan masker yang seharusnya untuk tenaga medis, sarung tangan plastik, desinfektan, alat semprot, termasuk cairan semprot. Semua itu terkait pengadaan barang dan mengeluarkn uang di luar pos-pos awal perencanaan yang rentan disalahgunakan,” imbuhnya.

Selain itu, pembagian APD pada masyarakat juga dinilainya tidak tepat. Seperti pedagang di pasar, mereka seharusnya diperhatikan. Meski sudah dilakukan pembagian masker ke pedagang, namun perhatian dari pemerintah terkesan terlambat.

“Ada beberapa pasar tradisional. Justru di sini seharusnya para pedagang diperhatikan. Bagi masker kain buat mereka. Minimal 6 biji. Itu digunakan sehari 3 kali ganti 3 usai dicuci. Pasti lebih efektif,” urainya.

Sementara untuk masyarakat, jangan hanya disosialisasikan pembagian APD saja. Namun mereka juga butuh pemahaman soal asupan gizi.

“Menjaga sistem imun agar bekerja maksimal, berarti ini terkait dengan makanan dan asupan gisi serta menjaga istiraht dengan cukup. Berarti yang seharusnya disuport itu vitamin bukan alat-alat. Biarkan orang tetap berinteraksi dengan pengaman,” tutup Anis yang juga menangani masalah perempuan dan anak ini.