Masalah ekonomi Indonesia sudah terjadi jauh sebelum pandemik Covid-19 yang baru menjangkit di awal tahun 2020.
- Kementerian ESDM Siap Beri Sanksi 117 Tambang yang Nunggak Setoran ke Negara
- Sinar Mas Land Dan Permata Bank Lakukan Kerja Sama Pemberian Fasilitas KPA
- Kinerja Bisnis Solid, bank bjb Raih Laba Rp2,85 Triliun di 2022 dengan NPL 1.16 Persen
Demikian disampaikan Direktur Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf di akun Twitternya, Kamis (2/7).
"Presiden (Jokowi) enggak sadar bahwa masalah ekonomi ini sejak pertumbuhan hanya 5%, meski utang nambah terus," kata Gde Siriana.
"Covid hanya memperjelas apa yang tadinya samar dan tidak dirasa rakyat," imbuhnya.
Namun ancaman serius tersebut disayangkan. Sebab harapan adanya solusi konkret tak tampak dan lebih terlihat manuver pemerintah yang seolah mengelak bahwa kondisi ekonomi Indonesia ini dialami seluruh dunia.
Ancaman resesi di tengah pandemik Covid-19 makin banyak disuarakan. Bahkan pemerintah sendiri melalui Kementerian Keuangan menegaskan bahwa dunia tak lagi mewaspadai resesi, melainkan potensi depresi.
"Kini Menkeunya (Sri Mulyani) aja bicaranya sudah makin enggak pede dengan resesi. Rakyat pun sudah enggak mempan dengan bunga-bunga pencitraan," tandasnya seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
- Pengelolaan Kripto Dibangun Sesuai Syariah, Gus Aziem: Tak Perlu Diragukan
- Telkomsel Beri Dukungan UNDP untuk Terjaganya Kualitas Vaksin Melalui IoT Asset Performance Management
- Bupati Gus Muhdlor Carikan Pekerjaan Ribuan Lulusan SMK di Sidoarjo
ikuti update rmoljatim di google news