Kepala Balitbang Kemendagri Ajak ASN Banyuwangi Lanjutkan Tradisi Inovasi

Kelas motivasi bertajuk Optimalisasi Inovasi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan/Dok Hms
Kelas motivasi bertajuk Optimalisasi Inovasi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan/Dok Hms

Dikenal sebagai daerah dengan beragam inovasi, Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) di Banyuwangi terus menjaga budaya inovatif ini. Inovasi di sektor pelayanan publik perlu dipacu sebagai modal bagi pemerintah daerah untuk mendapatkan kepercayaan publik.


Hal itu dipaparkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kemendagri DR. Agus Fatoni di hadapan ratusan ASN yang mengikuti kelas motivasi bertajuk Optimalisasi Inovasi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Jumat (12/3).

Acara digelar secara online dan offline dan dihadiri Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

Menurut Agus, inovasi di era saat ini sangat dibutuhkan. Salah satunya untuk membangun kepercayaan publik kepada masyarakat.

“Sebagai organisasi publik, orientasi setiap pemerintahan ada pada pelayanan publik yang memudahkan warganya. Jika pelayanan kita baik ditunjang inovasi, maka akan tumbuh kepercayaan masyarakat pada kita. Inovasi adalah tuntutan publik,” kata dia.

Selain itu, kata dia, inovasi merupakan amanat dari Presiden Joko Widodo. Salah satu program kerja dari Presiden adalah reformasi birokrasi yang menuntut adanya mindset birokrat yang adaptif, produktif, inovatif, dan kompetitif. “Inovasi juga akan meningkatkan daya saing  suatu daerah,” imbuhnya.

Badan Litbang Kemendagri sendiri setiap tahunnya menggelar kompetisi Innovative Govemment Award (IGA). Kompetisi ini melakukan pengukuran indeks inovasi daerah untuk menetapkan 10 daerah sebagai penyelenggara pemerintahan yang paling inovatif. Banyuwangi sendiri selama tiga tahun berturut-turut berhasil menyabet penghargaan tersebut sejak 2018.

Inovasi daerah yang menjadi penilalan IGA 2019 di antaranya tata kelola pemerintah daerah, pelayanan publik, dan inovasi lain sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. IGA juga mengukur tiga aspek utama yaitu kuantitas, kualitas, dan manfaat.

“Untuk itulah, saya selalu menyertakan prestasi dan foto-foto Banyuwangi di setiap materi paparan. Tujuannya, tidak lain agar semua daerah di Indonesia terpacu dan bisa meniru spirit inovasi dari Banyuwangi. Apalagi Banyuwangi telah menjadikan inovasi sebagai salah satu indikator besaran pemberian tunjangan daerah bagi ASN. Saya salut,” ucapnya.

Namun Agus menyadari bahwa memang tidak mudah menumbuhkan budaya inovasi di tubuh organisasi pemerintahan. Mulai dari masalah kompetensi SDM, motivasi dan kinerja yang kurang, hingga penguasaan iptek yang minim.

“Tak jarang kita terbentur dengan pengusaan teknologi, khususnya yang sudah berumur. Namun, harus ditanamkan pesan semacam ini: Boleh tua, tapi secara budaya kerja harus milenial, harus mau berpikir inovatif,” pesannya.

Agus selanjutnya membeberkan sejumlah kriteria inovasi daerah. Antara lain mengandung pembaharuan, mengandung manfaat bagi warga, tidak menimbulkan pembebanan atau pembatasan bagi masyarakat yang tidak sesuai peraturan, dan harus sesuai kewenangan daerah.

“Inovasi daerah diharapkan juga mengarah pada penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE),” katanya.  

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berterima kasih atas kehadiran Kepala Badan Litbang Kemendagri memberikan suntikan semangat dan motivasi bagi ASN Banyuwangi. Dengan hadirnya Agus Fatoni, Bupati Ipuk berharap para PNS di Pemkab Banyuwangi semakin terpacu memperbaiki kualitas diri dan meningkatkan inovasi dalam melayani warga.

"Kami akan terus mendorong agar budaya kerja inovasi di kalangan ASN terus menguat sehingga kualitas pelayanan publik di Banyuwangi terus meningkat. Sejumlah kegiatan untuk meng-upgrade kualitas SDM para birokrat pun terus kami lakukan, salah satunya lewat kelas motivasi ini,” kata Ipuk.

Kepada ASN, Ipuk juga menekankan untuk mencapai keberhasilan jangan lupa untuk terus berinovasi. “Tidak mungkin membangun daerah kalau masih memakai cara kemarin. Kondisi kemarin pasti berbeda dengan era New Normal kini. Harus ada cara baru, ya dengan berinovasi menyesuaikan jamannya,” cetusnya.


ikuti update rmoljatim di google news