Tidak dieprlukannya rapid test juga dikemukakan Kasubag Humas UPN Veteran Jawa Timur, Rudijanto yang mengatakan peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tidak perlu membawa hasil rapid test negatif.
- Terkait Gedung SD di Bondowoso Ambruk, Kadispendik Janji Jadikan Prioritas Pembangunan
- Mejaseni.com, Platform Aman Belajar Seni di Tengah Pandemi
- SMA Awards Jatim 2023, Gubernur Khofifah: Jadi Ajang Siapkan Generasi Emas Menuju Indonesia Emas 2045
"InsyaAllah tidak, ini hasil rapat para pimpinan PTN Surabaya dan Tim Satgas Covid-19 Pemkot urabaya hanya ada penekanan terkait prokes di masing-masing PTN sebagai tempat pusat UTBK," kata Rudi dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu, (4/4).
Meski demikian, keputusan final para PTN di Surabaya masih menunggu hasil rekomendasi dari Tim Satgas Covid-19.
Terkait asesment kedua, dikatakan Rudi hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa masing-masing perguruan tinggi negeri berkomitmen melaksanakan prokes yang ketat.
"Artinya dalam pertemuan selanjutnya pemkot dengan PTN di Surabaya dan tim satgas Covid-19 mengarah pada setiap peserta tidak diwajibkan untuk rapid. Sambil menunggu rekom, sosialisasi ke peserta untuk menunggu assesment ke dua itu final. Otomatis sudah mendekti pelaksanaan UTBK," ujarnya.
Harapannya, dari pimpinn PTN dan tenaga ahli kesehatan karena Surabaya sudah zona kuning dan kondisi Covid-19 landai, maka tidak perlu adanya rapid test ataupun test antigen.
Tahun ini, Pusat UTBK UPN Veteran Jatim menggandeng Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) untuk menyediakan lokasi ujian dengan spesifikasi UTBK. Sehingga pusat UTBK menyediakan 880 unit komputer untuk ujian.
"Kapasitas kami perhari sekitar 880, dan yang tes di UPN sekitar 7.573 peserta," tutupnya.
- Agar Pendidikan di Surabaya Berkualitas, Begini Kata Eri Cahyadi
- XLFL Terpilih Mengisi Kuliah Kepemimpinan di FISIPOL UGM
- Wali Kota Eri Cahyadi Bicara Soal Kesejahteraan Guru Hingga Penambahan Rombel Dengan Kepala Sekolah SMP se-Surabaya