Pernyataan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, dianggap telah mengkhianati Pancasila.
- Target Menang Pemilu 2024, Hasil Survei Cambuk bagi Partai Golkar
- dr Agung Mulyono: Disambut Hangat Di Jatim, Bukti AHY Dicintai Rakyat
- Gubernur Khofifah Puji Kinerja Relawan Semeru: Pahlawan Tanpa Tepuk Tangan
Hal itu disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Ustaz Novel Bamukmin, menanggapi pernyataan Said Aqil yang meminta dosen agama di fakultas umum Perguruan Tinggi untuk tidak terlalu banyak mengajarkan soal akidah dan syariah.
"Komen SAS (Said Aqil Siradj) diduga sudah mengkhianati Pancasila, atau SAS memahami Pancasila rasa RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila), atau BPIP yang unsur ketuhanan mau dibuang atau unsur ketuhanan dipersalahkan," ujar Novel kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (6/4).
Menurut Novel, Said Aqil telah mengidap penyakit Sepilis, yang merupakan singkatan dari sekularisme, pluralisme, dan liberalisme.
"Dengan realisasinya menolak tauhid diajarkan melalui para dosen. Karena sesungguhnya Pancasila dengan sila pertama adalah tauhid, dengan begitu Indonesia adalah negara tauhid," jelas Novel.
Karena, lanjut Novel, siapapun yang beragama Islam yang menolak tauhid dianggap sebagai komunis.
"Seminimal-minimalnya yang Sepilis itu. Yang jelas Sepilis sudah diharamkan oleh MUI tahun 2005 dengan ketetapan nomor 7," pungkas Novel.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Anies dan Ganjar Disarankan Ucapkan Selamat ke Prabowo Versi Quick Count
- Lirik Anies dan Ridwan Kamil, Strategi Jitu PPP Meraup Suara Elektoral
- Gus Sadad: Kampus Tempat Gagasan Besar Dan Lahirkan Calon Pemimpin Bangsa