Angka Pernikahan Dini Masih Tinggi, DPPKB Bondowoso Lakukan Evaluasi

Ilustrasi pernikahan dini/Net
Ilustrasi pernikahan dini/Net

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Bondowoso merasa optimis penilaian Kabupaten Layak Anak (KLA) strata madya akan memperoleh nilai baik.


Namun faktanya, salah satu indikator KLA berupa pernikahan dini di Bondowoso masih cukup tinggi dan sangat mempengaruhi terhadap adanya status KLA tersebut.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (DPPKB) Bondowoso, Agus Suwardjito mengatakan, pihaknya sedang melakukan evaluasi terhadap penilaian dari tim verifikasi lapangan (verlap).

"Dalam verlap KLA ini ada lima klaster penilaian dan satu kelembagaan," ungkapnya, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (30/6).

Ditambahkannya, angka pernikahan anak (dini) untuk strata madya sendiri tidak batasan didalamnya, karena madya sendiri merupakan proses menuju KLA yang sebenarnya.

"Sekalipun tinggi tidak ada pengaruh untuk madya," terangnya.

Lebih lanjut dikatakan, saat sudah terealisasi menjadi Kabupaten Layak Anak maka hal-hal seperti pernikahan anak sudah tidak terjadi lagi.

"Jika sudah KLA berarti bersih dari pernikahan dini," sambungnya.

Agus menjelaskan, pihaknya melakukan berbagai kerjasama dengan berbagai lembaga terkait seperti Kemenag Bondowoso, namun pada saat ini hasilnya masih belum bisa signifikan.

"Kita lihat sendiri dipinggiran masih marak nikah dini," tambahnya.

Lebih lanjut, sosialisasi kepada tiap-tiap keluarga agar lebih paham dampak dari pernikahan dini tersebut juga dilakukan dengan berbagai program yang telah terbentuk.

Seperti Bimbingan perkawinan (Bimwin) dari Kemenag, lalu dikalangan remaja ada Genre Berencana bahkan di sekolah melalui ekskul Pramuka kemudian ada Bina Keluarga Remaja (BKR) untuk keluarga yang memiliki anak remaja.

"Tapi masyarakat lebih memilih dispensasi Pengadilan Agama," tandasnya.

Agus mengakhiri, Bondowoso sendiri sudah memiliki surat edaran (SE) yang mengatur tentang Pendewasaan usia perkawinan, namun selama ini kita lihat sendiri efektifitasnya masih belum sesuai.


ikuti update rmoljatim di google news