Belasan Warga Diperiksa Polisi Terkait Penghadangan Mobil Ambulance RS Bina Sehat Jember

Cuplikan video saat warga menghadang mobil ambulance RS Bina Sehat Jember/Repro
Cuplikan video saat warga menghadang mobil ambulance RS Bina Sehat Jember/Repro

Kasus penghadangan mobil Ambulance RS Bina sehat Jember yang mengangkut jenazah Mat Hori, di Dusun Sukmaelang Desa Pace kecamatan Silo Kabupaten Jember pada Jum'at malam (23/7) berujung pada proses hukum.


Hari ini, sejumlah orang telah diperiksa oleh Polres Jember. 

"Benar ada pemeriksaan saksi. Kami masih berada di Surabaya. Besok baru bisa memberikan keterangan," ujar Kasat Reskrim Polres Jember, AKP Komang Yogi Arya Wiguna saat dihubungi Kantor Berita RMOLJatim melalui telepon selulernya, Rabu (28/7).

Sementara, KH Farid Mujib salah seorang tokoh masyarakat mengakui dirinya bersama 8 orang lainnya diperiksa sebagai saksi. Saat peristiwa penghadangan mobil ambulans tersebut, ia sebagai pihak yang menenangkan warga. 

"Kemarin sudah ada 3 warga Pace yang dimintai keterangan," katanya saat ditemui di Mapolres Jember. 

Dia menjelaskan, penghadangan mobil ambulance tersebut terjadi ketika membawa jenazah Mat Hori yang hendak dimakamkan dengan protokol kesehatan lantaran terkonfirmasi positif Covid-19. 

Selanjutnya, warga mengambil paksa jenazah Mat Hori dan dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan secara normal.

"Ada orang yang tidak bertanggungjawab, tanpa tabayun, bilang organ tubuh almarhum hilang. Karena itu, warga terprovokasi dan marah dan merusak mobil ambulance itu," tutur pria yang juga biasa dipanggil Lora Farid. 

Karena itu, kyai Farid mengecek langsung, untuk memastikan informasi pengambilan organ tubuh korban. Ternyata tidak informasi pengambilan organ tubuh, tidak benar. Tidak ada luka ditubuh almarhum.

"Organ  tubuh almarhum, tetap utuh," katanya. 

Karena itu, ia berupaya menenangkan massa yang sudah marah, dengan langsung menggelar doa bersama. 

"Kami kemudian menggelar istighosah, warga kemudian tenang," ujarnya. 

Meski sudah tenang, pihak keluarga menolak dilakukan pemakaman sesuai protokol kesehatan. Jenazah kemudian dimandikan dan dimakamkan seperti biasanya.

Diketahui, kasus ini viral dari video yang beredar dimedia sosial. Dalam video viral tersebut terdengar ajakan provokasi 

"Jek Sampek mole, ambulan jiyeh. (Jangan sampai pulang mobil ambulan itu," seru salah seorang warga dalam video tersebut.


ikuti update rmoljatim di google news