Karena Lapar, Seratusan Pekerja di Kerumunan Berharap Solusi Pemerintah

Seratusan pekerja/pelaku seni berdialog, ingin didengar aspirasinya/RMOLJatim
Seratusan pekerja/pelaku seni berdialog, ingin didengar aspirasinya/RMOLJatim

Karena menganggur, seratusan pekerja dan pelaku seni yang identik dengan kerumunan hendak turun ke jalan. Namun, aksi mereka terhalang lantaran tidak mendapat surat tanda terima pemberitahuan dari kepolisian.


Meski begitu mereka tetap berkumpul di depan Kantor Bupati Banyuwangi atau di Taman Makam Pahlawan (TMP).

Selain artis, ada pemain musik modern dan tradisional. Adapula pelaku seni tradisional, tukang terop dan penyedia dekorasi, penyedia sound system hingga tukang foto manten. 

Perwakilan seniman Banyuwangi, Arief mengaku bila akan menaati semua peraturan dari pemerintah terkait larangan pagelaran seni, termasuk hajatan pernikahan atau sunatan. Bahkan, larangan untuk demonstrasi.

Namun, mereka berharap kepada pemerintah daerah untuk memberi solusi dan memperhatikan nasib dan kondisi mereka karena tidak bisa bekerja sepanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.

"Kita ini taat aturan main, taat aturan iya. Temen-temen pekerja seni ini tidak bisa bekerja, temen-temen ini lapar. Paling tidak pemerintah daerah memberikan bantuan," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (5/8).

"Entah itu berupa beras 10 atau 15 kilo, sembako atau apa untuk bertahan sampai tanggal 9 Agustus," imbuh Arief.

Menurutnya, ada ribuan orang yang menggantungkan hidupnya dari pekerjaan yang identik mengundang kerumunan ini.

"Bantuan itu harus merata, bukan hanya 100, 200, 300 pekerja atau pelaku seni. Ini ada ribuan, banyak orang yang sedang lapar, ada keluarga yang sedang diperjuangkan oleh teman-teman. Di sini tidak ada korlap, koordinator, komando. Kita di sini datang dan punya rintihan yang sama," beber Arief.

Perwakilan artis, Demy Hardy mengungkapkan, sepanjang diberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat ini seluruh job terpaksa dibatalkan.

"Selama ini enggak ada job masuk semua dibatalkan. Karena dari yang punya hajat pada takut, musisi dan penyanyi juga takut," keluhnya.

"Untuk bertahan hidup, beberapa dari kalangan pelaku/pekerja seni mengandalkan tabungan. Saat ini kondisi sudah mentok," tambahnya.

Tahun kemarin, awal-awal Covid-19 melanda, kalangan mereka pernah diajak koordinasi oleh pemerintah. Namun, di tahun ini tidak pernah.

"Berikan kami solusi bagaimana yang terbaik. Artinya kami bisa bekerja kembali, hampir 2 tahun lho ini," sebut Demy.

Mereka berharap dapat ditemui oleh pejabat berwenang di Pemkab Banyuwangi. Meski sekedar hanya untuk audiensi atau mediasi. 

Namun, hingga pukul 13.00 WIB atau setelah 4 jam berkumpul di TMP beberapa perwakilan yang masuk ke lingkungan Pemkab belum ditemui.


ikuti update rmoljatim di google news