Tidak Bisa Dipungkiri, CLBK PDIP-Gerindra Bagian dari Konsolidasi Menuju Pilpres 2024

Pertemuan antara Gerindra dan PDIP di kantor DPP PDIP/RMOLJatim
Pertemuan antara Gerindra dan PDIP di kantor DPP PDIP/RMOLJatim

Pertemuan antara Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra Ahmad Muzani dengan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dinilai semakin mengeratkan hubungan kedua partai.


Namun, hubungan Gerindra-PDIP diyakini belum tentu mengarah pada perjanjian Batutulis jilid II. Konon, Perjanjian Batutulis adalah kesepakatan di antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada momentum Pilpres 2009.

Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, hubungan Gerindra-PDIP yang semakin erat belakangan ini ibarat cinta lama bersemi kembali (CLBK). Tidak lebih dari itu, kedua partai cenderung pasang surut hubungannya.

"Belum tentu (Batutulis Jilid II), ini macam CLBK aja cinta lama bersemi kembali. Atau seperti judul sinetron "putus nyambung putus nyambung"," kata Adi Prayitno kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Rabu pagi (25/8).

Lebih lanjut, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyatakan bahwa pembahasan kondisi menuju 2024 menjadi salah satu pembahasan dalam pertemuan tersebut.

"Pasti, apapun judulnya publik mengaitkan dengan upaya konsolidasi Pilpres menuju 2024. Itu tidak bisa dipungkiri," tukasnya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra Ahmad Muzani beserta jajaran sebelumnya menggelar pertemuan dengan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan jajaran elite partai banteng.

Kedekatan antara PDI Perjuangan dan Partai Gerindra di masa lampau menjadi mukadimah yang disampaikan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat menyambut kedatangan rombongan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.

Dalam kata sambutannya, Hasto sempat menyinggung kedekatan PDIP-Gerindra pada Pilpres 2009. Di mana kedua partai mengusung duet Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi capres-cawapres.