Kemlu Inisiasi INACEE Business Forum, Siap Tembus Pasar Eropa Tengah dan Timur

Direktur Jenderal Amerika dan Eropa dari Kementerian Luar Negeri, Dutabesar Ngurah Swajaya dalam webinar "Menembus Pasar Eropa Tengah dan Timur" pada Senin, 27 September 2021/Kemlu
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa dari Kementerian Luar Negeri, Dutabesar Ngurah Swajaya dalam webinar "Menembus Pasar Eropa Tengah dan Timur" pada Senin, 27 September 2021/Kemlu

Kawasan Eropa Tengah dan Timur menjadi pasar non-tradisional Indonesia. Kawasan berpenduduk 408 juta jiwa itu memiliki potensi di bidang perdagangan, investasi, hingga pariwisata yang dapat digali oleh Indonesia. Sehingga dapat membantu upaya pemulihan ekonomi Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19.


Demikian yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa dari Kementerian Luar Negeri, Dutabesar Ngurah Swajaya ketika membuka webinar "Menembus Pasar Eropa Tengah dan Timur" pada Senin (27/9).  

Webinar dihadiri lebih dari 250 partisipan, yang didominasi oleh pelaku usaha UMKM, serta kementerian/lembaga dan akademisi.

"Kawasan tersebut menjadi pasar non-tradisional, dan pintu gerbang produk Indonesia ke wilayah lainnya, seperti Eropa Barat dan Asia Tengah," jelas Ngurah Swajaya dalam keterangannya dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (29/9).

Dalam upaya menerobos pasar non-tradisional Eropa Tengah dan Timur, Ngurah Swajaya mengatakan Kemlu akan menggelar Indonesia-Central and Eastern Europe Business Forum (INACEE Business Forum) pada 7 Oktober mendatang.

Keberadaan platform ekonomi digital seperti INA-ACCESS yang disediakan Kementerian Luar Negeri, juga dipandang dapat menjadi wadah interaksi bisnis yang efisien utamanya untuk menyiasati pembatasan perjalanan di masa pandemi.

Platform digital tersebut dapat digunakan secara gratis oleh para pelaku usaha Indonesia untuk mempromosikan produk-produknya ke manca negara, khususnya kawasan Eropa dan Amerika. Platform ini juga dapat dipakai untuk membangun jejaring dan melakukan pertemuan virtual dengan pelaku usaha di seluruh dunia.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Didi Sumedi, turut memberikan sambutan dan mengajak para pelaku usaha untuk memanfaatkan berbagai fasilitas serta pelatihan bagi para eksportir.

Webinar yang dipandu oleh Direktur Eropa I Kementerian Luar Negeri Ida Bagus Made Bimantara itu juga menghadirkan sejumlah narasumber.

Para narasumber meliputi Direktur Eropa II Kementerian Luar Negeri Winardi Hanafi Lucky, Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia Kementerian Perdagangan Heryono Hadi Prasetyo, dan Komite Eropa Timur KADIN Indonesia Sulaiman Saleh.

Para narasumber mendorong para pelaku usaha untuk berani dalam melakukan ekspor, menjadi ekportir yang agresif, dan merealisasikan peluang pasar di kawasan Eropa Tengah dan Timur.

Namun mereka juga mencatat bahwa salah satu tantangan ekspor saat ini adalah masalah logistik, seperti kelangkaan kontainer akibat dampak pandemi.

Nilai perdagangan Indonesia dengan 20 negara di kawasan Eropa Tengah dan Timur pada Januari hingga Juli 2021 menunjukkan kenaikan yang signifikan. Dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020, terdapat kenaikan lebih dari 4,3 miliar dolar AS atau setara 25 persen dengan dan surplus di pihak Indonesia. Mitra dagang terbesar Indonesia adalah Rusia, Turki, dan Polandia.

Sementara itu, ekspor Indonesia ke kawasan sebesar 2,8 miliar dolar AS, naik lebih dari 52 persen dari periode yang sama tahun 2020. Adapun produk ekspor unggulan Indonesia ke wilayah tersebut adalah minyak sawit, produk perikanan, kopi, alas kaki, furnitur, dan karet.