Eks Narapidana Teroris Probolinggo, Kembali Setia ke NKRI

Para eks Napiter saat menyatakan setia pada NKRI. /Ist
Para eks Napiter saat menyatakan setia pada NKRI. /Ist

Lima teroris Kota Probolinggo, kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tak hanya itu, 45 teroris dari berbagai daerah di Jawa Timur, juga melakukan hal yang sama. 


Pernyataan tersebut disampaikan Syahrul Munif (39)  Ketua Yayasan Fajar Ikhwan Sejahtera (FIS).

Disebutkan, yayasan yang didirikan 2020 tahun lalu dan berkantor pusat di Surabaya tersebut kini beranggotakan 45 mantan Napiter (Narapidana Teroris). Mereka adalah teroris yang pernah mendekam di Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) akibat melakukan teror dan meresahkan masyarakat. 

“Kami sadar. Apa yang kami lakukan selama ini ternyata, keliru. Kami kembali ke jalan yang benar dan mendukung NKRI,” katanya, seperti dikutip Kantor Berita RMOL Jatim, Minggu (24/10).

Syahrul yang asli Malang berjanji, akan mendukung aksi anti radikalisme dan terorisma. Karena hal tersebut lanjut Syahrul merusak citra islam yang rahmatan lil alamin. Ketua Umum FIS ini meminta masyarakat untuk menerima kehadiran napiter ditengah-tengah masyarakat, karena mereka sudah kembali ke jalan baik dan benar. 

“Mengubah stigma mantan napiter ini tidak mudah. Butuh pengertian dan dukungan dari masyarakat. Kami pernah berbuat salah dulu, tapi sekarang sudah bertaubat,” jelasnya.

Kepada pemerintah, pria yang pernah berjuang di Negara Suriyah ini berharap mendukung dan memperhatikan serta merangkul para mantan napiter tersebut. Tak kalah pentingnya memantau kegiatan atau pergerakan para mantan napiter yang telah bergabung ke FIS. 

"Insya Allah kami tidak akan kembali ke jalan yang salah. Kami akan membantu pemerintah dalam mensuarakan anti radikalisme dan terorisme. Karena FIS merupakan tempat yang efektif untuk mensuarakan hal tersebut,” tandasnya. 

Saat ditanya tujuan pendirian FIS, Syahrul menjawab akan mengembalikan citra perjuangan islam yang rahmatan Lil’alamin. Mengingat pihaknya telah melakukan sejumlah aksi, sehingga merusak perjuangan islam. 

“Akibat perbuatan kami, islam dikenal bengis dan kejam. Kami akan memperbaiki dan menghapus stigma itu,” tegasnya. 

Terkait jumlah napiter Kota Probolinggo yang sudah terdaftar atau masuk menjadi anggota yayasannya. Syahrul menyebut, lima orang. Disebutkan, ada 6 napiter yang belum bergabung ke FIS dari 13 napiter yang ada di kota setempat. 

“Semuanya 13 orang, dua sudah meninggal. Yang 6 orang belum bergabung ke kami. Ini kewajiban kami dan Ifan Suhardiyanto. Mas Ifan ini warga Kota Probolinggo,” pungkasnya.