Jokowi Gaet Investasi Hijau dari Inggris hingga 9,29 Miliar Dolar AS

Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris, di Glasgow, Skotlandia, Senin, 1 November/Ist
Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris, di Glasgow, Skotlandia, Senin, 1 November/Ist

Setelah menghadiri KTT G20 di Roma, Italia, pada 30-31 Oktober 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan perjalanan menuju Glasgow, Skotlandia untuk menghadiri KTT COP26 pada 1-2 November 2021.


Sebelum menghadiri KTT COP26, Presiden mengadakan pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris, pada Senin pagi waktu setempat (1/11).

Dalam pertemuan yang digelar di hotel tempatnya menginap di Glasgow, Jokowi membahas soal investasi di bidang ekonomi hijau. Beberapa hal yang dia garisbawahi yakni terkait Peraturan Presiden (Perpres) mengenai instrumen nilai ekonomi karbon yang akan mengatur mekanisme carbon trading ke depan.

"Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, langkah ini juga meningkatkan pendanaan pembangunan. Pasar karbon harus dikelola dengan berkeadilan dan transparan. Kebijakan pengendalian perubahan iklim Indonesia juga mencakup transisi menuju green economy," ujar Jokowi dikutip Selasa dini hari (2/11).

Selain itu, Jokowi juga menekankan pengembangan sektor energi di Indonesia. Katanya, pemerintah RI membuka peluang Investasi untuk melakukan early retirement dari pembangkit-pembangkit batu bara dan menggantikannya dengan energi terbarukan.

Mantan Wali Kota Solo ini menyatakan, pemerintah telah mengidentifikasi ada 5,5 GW PLTU batu bara yang bisa masuk dalam proyek ini dengan kebutuhan pendanaan sebesar 25-30 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) selama 8 tahun ke depan.

"Indonesia akan mengalihkan pembangkit batu bara dengan renewable energy pada tahun 2040, dengan catatan jika terdapat kerja sama, teknologi, nilai keekonomian yang layak, dan pendanaan internasional yang membantu transisi energi tersebut," ucapnya.

Tidak hanya itu, Jokowi juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi pengembangan kendaraan dan baterai listrik, karena kekayaan mineral kita seperti nikel, tembaga dan bauksit/alumunium.

"Saat ini sudah ada 35 miliar Dolar AS investasi yang sudah terkomitmen dan juga sedang berjalan dalam mata rantai baterai dan kendaraan listrik," paparnya.

Jokowi menambahkan, saat ini Indonesia juga sedang membangun Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13 ribu hektare yang akan menggunakan sumber energi ramah lingkungan seperti hydropower dan solar panel farm, sehingga produk yang dihasilkan akan ramah lingkungan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berhara ertemuan dengan CEO ini dapat mengakselerasi realisasi komitmen investasi perusahaan yang hadir dalam pertemuan yang mencapai 9,29 miliar Dolar AS guna mendukung percepatan transisi energi dan ekonomi hijau di Indonesia.