Anis Mata Dorong Gelar Pahlawan Nasional untuk Syaikhona Kholil dan Gus Dur di Tahun Depan

foto/rmoljatim
foto/rmoljatim

Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan keputusan memberikan gelar pahlawan nasional pada empat tokoh dari berbagai daerah.


Mereka yang dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 10 November adalah (Alm) Tombo Lututu, (Alm) Sultan Aji Muhammad Idris, (Alm) H Usmar Ismail, dan (Alm) Raden Arya Wangsakara.

Dari keempat nama itu tak satu pun yang berasal dari Jawa Timur. Padahal Pemprov Jatim bersama masyarakat Jawa Timur telah mengusulkan Syaikhona Kholil (Bangkalan) dan KH. Abdurrahman Wahid (Jombang) sebagai pahlawan nasional.

Ketua Umum DPN Partai Gelora, Anis Matta menilai Syaikhona Kholil dan KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sangat layak mendapat gelar pahlawan nasional. Karena itu, pihaknya mendorong pemerintah memberikan anugerah pahlawan kepada dua tokoh asal Jatim itu pada tahun berikutnya.

"Baik Syaikhona Kholil mau pun Gus Dur sangat layak mendapat anugerah pahlawan nasional. Kami mendorong agar pemerintah memberikan gelar pahlawan kepada tokoh itu di tahun depan," tegas pria asal Bone itu, Rabu (10/11/2021).

Anis mengatakan, pihaknya meminta restu dan dukungan kepada masyarakat Jawa Timur pada pemilu 2024 mendatang. Supaya Partai Gelora memiliki wakil rakyat, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan terutama di Senayan.

Dengan keberadaan kader Gelora di parlemen, maka pihaknya bisa memperjuangkan aspirasi masyarkat Jawa Timur. Termasuk memperjuangkan gelar pahlawan untuk tokoh ulama Jawa Timur seperti Syaikhona Kholil dan Gus Dur.

"Kami tidak mengerti, apa alasan pemerintah tidak memberikan gelar pahlawan untuk Syaikhona Kholil dan Gus Dur. Dukung dan doakan agar kami memiliki wakil di parlemen, agar bisa memperjuangkan aspirasi tersebut," kata alumnus Lemhannas tersebut.

Sementara itu, Ketua DPW Gelora Jatim, M. Sirot mengungkapkan Syaikhona Kholil sangat layak mendapat penghargaan pahlawan nasional. Ini aspirasi masyarakat Jawa Timur, bukan keinginan keluarga. Beliau adalah gurunya para ulama.

Demikian pula dengan Gus Dur, juga layak mendapat gelar pahlawan nasional. Beliau adalah pejuang hak azasi manusia, tokoh humanisme dan ulama besar yang memiliki jutaan pengikut.

"Gus Dur meninggalkan pondasi dalam berbangsa dan bernegara dalam bingkai keberagaman. Ia bukan hanya tokoh pluralisme tapi lebih dari itu, Gus Dur tokoh humanisme," pungkas tokoh muda NU ini. (*)