Workshop Jurnalis Bersama DPRD Tuban, Dosen Fisip UNEJ: Jurnalis Harus Menjadi Problem Solver

suasana workshop jurnalis yang digelar di Banyuwangi/RMOLJatim
suasana workshop jurnalis yang digelar di Banyuwangi/RMOLJatim

DPRD Kabupaten Tuban menggelar workshop bersama sejumlah wartawan dari berbagai media massa, yang digelar di Banyuwangi mulai Sabtu (27/11) hingga hari ini, Senin (29/11).


Workshop tersebut menghadirkan Dosen FISIP Universitas Negeri Jember Muhammad Iqbal sebagai narasumber, yang mengangkat tema 'Reposisi Jurnalisme Dalam Disrupsi Masyarakat Digital.'

Dalam pemaparan materinya, Iqbal mengingatkan kembali tentang fungsi jurnalistik kepada para wartawan,  termasuk perihal esensi jurnalisme dalam kedisiplinan memverifikasi berita demi berfokus pada kebenaran. Saat membidik peristiwa, dilanjutkan menelisik realita dan kemudian menyajikan berita yang benar sesuai dengan fakta.

"Jurnalisme harusnya menjadi problem solver. Bukan terjebak atau terseret arus sensansi. Hingga berakibat pada kemerosotan dekadensi," katanya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (29/11)

Lanjut iqbal, ia juga mereview empat rambu-rambu dalam mengejawantahkan esensi jurnaslime. Yakni, tidak memberitakan kebohongan, tidak mempabrikasi berita, jika terjadi kekeliruan segera ralat.

"Yang keempat, perlu diingat bahwa kebenaran dalam jurnalisme bukanlah kebenaran mutlak, melainkan kebenaran fungsional," paparnya

Masih iqbal, tiga jenis jurnalisme dalam mengangkat suatu peristiwa yaitu  jurnalisme sensasi, adaptasi dan solusi. Dari sekian banyak peristiwa yang terjadi, diharapkan jurnalis mampu menjadi jurnalis yang kontektualis. Yang artinya, jurnalis bisa menangkap konteks peristiwa secara akurat, sehingga menjadi solusi buat masyarakat.

Karena dalam era disrupsi digital, birokrat dan masyarakat telah menjadi prosumen. Akronim dari produsen dan konsumen suatu konten digital.

"Maka, jurnalisme harusnya bisa menjadi solusi. Bukan terjebak dan terseret dalam arus sensasi hingga berakibat kemerosotan dekadensi," sambungnya.

Nilai berita yang menjadi parameter, diantaranya, menarik, faktual, aktual, penting, dan novelty. Parameter nilai berita, disarankan mewujud dalam jurnalisme solusi.

"Jurnalisme solusi era digital adalah menghentikan semua perilaku banal," tandas Iqbal diakhir pemaparan materinya.

Diketahui,  workshop tersebut dihadiri Ketua DPRD Tuban, H. M. Miyadi, Sekretaris DPRD Tuban, Sri Hidajati, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia  (PWI) Tuban, Pipit Wibawanto dan Khoirul Huda Ketua Ronggolawe Perss Solidarity (RPS) Tuban.