Demokrat Banyuwangi Mengajak Menjaga Kondusifitas Pasca-Musda PD Jatim

Ketua DPC PD Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto/ist Attachments area
Ketua DPC PD Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto/ist Attachments area

Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, berharap para Ketua DPC bisa menjaga kondusifitas pasca Musyawarah Daerah (Musda) PD Jawa Timur. Segera menghentikan upaya penggiringan opini yang bisa berimbas rusaknya citra partai berlambang Mercy.


“Penggiringan opini juga berpotensi memunculkan konflik antar DPC di Jawa Timur, maupun konflik ditataran internal masing-masing DPC,” ucapnya, Senin (24/1/2022).

Seperti diketahui, pada hari Kamis, 20 Januari 2022, Musda VI Partai Demokrat Jawa Timur, digelar di Hotel Shangri-La, Surabaya. Forum tersebut memunculkan 2 nama kandidat Calon Ketua DPD. Yakni Emil Dardak dan Bayu Airlangga.

Emil Dardak yang merupakan Wakil Gubernur Jawa Timur sekaligus Plt Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, mendapat dukungan dari 13 DPC dan 1 suara DPD. Sedang Bayu Airlangga, yang tak lain adalah Plt Sekretaris DPD Partai Demokrat Jawa Timur sekaligus Wakil Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur, mendapat dukungan dari 25 DPC.

Dengan kata lain, baik DPC pendukung Emil Dardak maupun DPC Pendukung Bayu Airlangga, sama-sama sukses mengantar para kandidat menjadi Calon Ketua DPD Partai Demokrat Jatim.

Sesuai AD ART dan Peraturan Organisasi (PO) Partai Demokrat, Musda hanya untuk mengusulkan Calon Ketua DPD. Untuk diusulkan menjadi Calon Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, syaratnya wajib mendapat dukungan minimal 20 persen dari total 38 DPC se Jatim (minimal 8 DPC).

Setelah Musda menghasilkan Calon Ketua DPD, maka selanjutnya tahapan Fit and Proper Test atau uji kelayakan dan kepatutan. Tahapan tersebut akan ditangani langsung oleh Ketua, Sekretaris dan Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK), DPP Partai Demokrat. 

Atas dasar itu, Michael yang juga Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, meminta agar seluruh Ketua DPC se Jatim untuk menghormati serta tunduk terhadap DPP. Dengan satu sikap, menyerahkan dan mempercayakan sepenuhnya keputusan menentukan sosok yang layak menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, kepada DPP.

“Jika tidak mau hormati DPP lebih baik mundur,” tegas Michael.

“Jangan mengatas namakan grass root. Jangan pula menunggangi kata demokrasi, jika yang dilakukan justru tidak taat, patuh dan menjunjung tinggi AD ART, PO, marwah dan nama baik partai,” imbuhnya.

Politisi yang juga pengusaha kelas kakap Bumi Blambangan meminta agar upaya penggiringan opini publik segera disudahi. Karena terkesan memaksa Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), untuk memilih calon tertentu.

Jika terus dilakukan, akan rawan memicu timbul konflik. Baik antar DPC PD di Jawa Timur, maupun di internal masing-masing DPC. Yang tentunya kondisi tersebut malah bakal membuka kedok siapa Ketua DPC yang benar-benar mencintai Partai Demokrat dan mana Ketua DPC yang hanya mementingkan ego serta niatan pribadi dengan mengesampingkan AD ART, PO hingga nama baik partai berlambang Mercy.