Perkuat Karakter Siswa, Sekolahan Ini Tambah Mapel Agama Islam

Kepala sekolah SMPN 2 Paron
Kepala sekolah SMPN 2 Paron

Sejalan dengan waktu, pendidikan agama menjadi soko guru atau penopang utama dalam pembentukan karakter anak. Menyikapi hal tersebut memang dibutuhkan inovasi yang kompetitif khususnya peningkatan akan pelajaran agama disekolah. 


Kepedulian terhadap mata pelajaran agama menjadi orientasi unggulan seperti yang dilakukan disalah satu sekolahan di Ngawi, Jawa Timur ini. Tepatnya, di SMPN 2 Paron yang terletak di Desa Teguhan masuk Kecamatan Paron. 

"Setelah melihat sesuai fakta yang ada maka kita sangat perlu menambah mata pelajaran agama khususnya Islam. Mengingat mayoritas siswa sini beragama Islam. Tentunya akan menambah jam pelajaran maupun tenaga didik yang berkompetensi pada pendidikan Islam," terang Purwanto Kasek SMPN 2 Paron dikutip kantor berita RMOL Jatim, Kamis, (10/3).

Adapun mapel (mata pelajaran-red) khusus agama Islam yang ditambah bebernya, antara lain Bahasa Arab, Al Qur'an Hadist dan Tahfidz. Sedangkan tenaga didik terhadap mapel tambahan itu tentunya akan diambil dari kalangan akademisi Islam. 

"Kalau siapa nanti gurunya pasti GTT yang kita angkat menyesuaikan terhadap mapel yang ada itu tadi. Dan program tersebut akan kita realisasikan secepatnya," ujar Purwanto.

Selain itu tandasnya lagi, pendidikan agama di dalam kelas harus dijadikan penguat bagi kegiatan ekstrakurikuler keagamaan sehingga nilai-nilai agama yang menjadi pondasi setiap siswanya. Dengan pengetahuan keagamaan yang dimiliki, kedepanya siswa dapat memilah-milah mana yang baik-buruk, benar-salah dalam bergaul dan bersosialisasi. 

"Muaranya nanti jika mereka (siswa-red) lulus akan menjadi bagian masyarakat yang bermartabat. Kasihan jika anak-anak kurang mendapatkan ilmu agama," jelasnya.

Pun, Purwanto yang juga Wakil Ketua Askab IPSI Ngawi menilai pemahaman siswa terhadap penguasaan shalat wajib sangat kurang. Tentu, kekurangan ini menjadi parameter untuk lebih aktif lagi memberikan edukasi terkait langsung hikmah maupun tata cara shalat. 

"Prihatin juga ada beberapa anak sangat kurang memahami cara shalat termasuk rukun-rukunya maupun bacaan. Ini menjadi pekerjaan kita kedepan. Selain itu akan kita adakan ekstrakurikuler bela diri demikian juga kepramukaan maupun hal lain yang bersifat partisipatoris untuk menggugah tanggung jawab anak-anak," kupas Purwanto.

Terpisah, Heru Kusnindar Ketua DPRD Ngawi menyambut baik rencana penambahan mapel agama dari SMPN 2 Paron.

Menurutnya, usia pelajar setingkat SMP adalah masa transisi dari usia anak menuju dewasa. Dengan bekal ilmu agama yang cukup akan mempengaruhi karakter si anak itu sendiri dalam bersosial masyarakat.

"Artinya output dari penambahan mapel agama tidak lain adalah bagaimana cara membimbing anak itu bisa mandiri dan berbudi pekerti luhur. Sehingga saya suport metode dari sekolahan ini kedepan dan disamping itu pihak dinas (Dinas Pendidikan-red) pun harus welcome dan memotivasi," tuntas Heru.