WHO Minta Hentikan Strategi Nol-Covid, Ini Jawaban China

Foto ilustrasi/Net
Foto ilustrasi/Net

Pernyataan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus terkait strategi nol-Covid China yang dikatakannya harus segera dihentikan akhirnya mendapt tanggapan dari Beijing.


Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam pernyataannya pada Rabu (11/5) menyesalkan pernyataan Tedros.

"Kami berharap orang-orang terkait dapat melihat kebijakan anti-Covid China secara rasional dan objektif, mempelajari lebih banyak fakta dan menghindari membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab," kata Zhao, seperti dikutip dari Global Times, Kamis (12/5).

Lebih lanjut Zhao menjelaskan bahwa kebijakan nol-Covid China bukan untuk mencari nol infeksi, melainkan untuk mengurangi penularan virus dalam rentang waktu tersingkat.

Tujuan strategi nol-Covid, kata Zhao, adalah untuk memberikan jaminan kuat untuk kesehatan dan kehidupan masyarakat, dan juga secara efektif melindungi kelompok rentan, seperti kelompok usia lanjut.

"Strategi China yang terus-menerus diubah adalah untuk melindungi kehidupan pada tingkat maksimum, dan China yakin akan memenangkan pertempuran melawan Covid-19, untuk memberikan kontribusi yang lebih besar pada perjuangan global melawan pandemi," kata Zhao.

Sebelumnya dalam briefing pada  Selasa (10/5), Tedros meminta China untuk memikirkan kembali strategi nol-Covid-nya, dengan mengatakan pendekatan itu tidak lagi masuk akal karena varian Omicron menyebar melalui populasi dan ekonomi negara menderita.

"Kami tidak berpikir itu berkelanjutan, mengingat perilaku virus sekarang dan apa yang kami antisipasi di masa depan," kata Tedros, seraya menambahkan bahwa beralih ke strategi lain akan sangat penting.

"Kami telah membahas masalah ini dengan para ahli China dan kami mengindikasikan bahwa pendekatan tersebut tidak akan berkelanjutan mengingat perilaku virus. Saya pikir perubahan akan sangat penting," ujarnya.