Wali Kota Mojokerto Studi Pengelolaan Pariwisata ke Wakatobi

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat studi pengelolaan pariwisata di Kabupaten Wakatobi/Ist
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat studi pengelolaan pariwisata di Kabupaten Wakatobi/Ist

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama jajarannya melakukan studi banding pengelolaan pariwisata ke Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.


Rombongan diterima Bupati Waktobi Haliana di Kantor Bupati Wakatobi, Jl. Samburaka No 4 Kelurahan Wanci, Kecamatan Wangi-Wangi, Wakatobi.

Dikatakan bahwa kehadirannya ke Kabupaten Wakatobi untuk mendapatkan informasi dan skema pariwisata, dimana Wakatobi sudah terlebih dahulu menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) khususnya di bidang pariwisata.

“Sektor pariwisata adalah prioritas baru bagi Pemerintah Kota Mojokerto, maka kami perlu menimba ilmu mendapatkan informasi terkait skema dalam pengelolaan pariwisata di Kota Mojokerto,” kata Ning Ita, sapaan akrab Wali kota Mojokerto dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (23/6).

Ning Ita menegaskan bahwa pariwisata berbasis sejarah dan budaya merupakan prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mojokerto.

“Berdasarkan prioritas tersebut kami mendapatkan lokasi prioritas dari Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) pada tahun 2023 untuk Dana Alokasi Khusus (DAK) pariwisata tematik terintegratif yaitu pembuatan Kawasan Wisata Bahari Majapahit,” jelasnya.

Sementara Bupati Haliana menyambut baik dan mengaku bangga. Dia mengaku banyak belajar dari Pemerintah Kota Mojokerto. Disamping Ning Ita yang hadir dengan formasi lengkap dari sisi usia Kota Mojokerto lebih tua yaitu 104 tahun dibanding Kabupaten Wakatobi yang baru berusia 19 tahun.

“Walaupun judulnya studi tiru kepada Wakatobi, namun banyak hal yang kita juga banyak belajar dari Kota Mojokerto. Banyak sukses story yang bisa kita tiru,” ungkap Haliana.

Haliana menyampaikan bahwa Kabupaten Wakatobi sudah settle untuk pariwisata, kurang lebih 5 tahun dan menjadi lokpri untuk DAK tematik terintegratif.

“Kelebihan ini banyak menjadi pertimbangan daerah lain untuk menimba ilmu di Wakatobi. Harapannya apa yang menjadi diskusi kami, bisa berguna untuk masyarakat Mojokerto,” pungkasnya.