Laos tampaknya telah terperangkap ke dalam jebakan utang China karena kemungkinan besar tidak mampu membayar pinjaman yang didapat dari China untuk membangun mega proyek infrastruktur.
- PPKM Level 3 Saat Nataru Dikhawatirkan Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Jatim
- Sekolah Calon Kepala Daerah PDIP se-Indoensia, Eri Cahyadi Masuk Lima Besar
- Jika Jokowi Proaktif Melawan Israel, Seluruh Umat Islam Indonesia Pasti Mendukung
Lembaga Rating Internasional Moody's telah menurunkan peringkat kredit Laos menjadi Caa3 pada pertengahan Juni, karena tingginya beban utang dan batas waktu pembayaran utang yang tidak memadai jika dibayar oleh cadangan valas.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Bank Dunia pada April, perkiraan awal total utang publik dan jaminan publik Laos mencapai 88 persen dari produk domestik bruto pada tahun 2021.
Utang tersebut bernilai 14,5 miliar dolar AS, dan setengahnya berasal dari pinjaman China untuk mendanai proyek-proyek besar termasuk kereta api China-Laos.
Dimuat The Singapore Post, pinjaman dari China digunakan untuk berbagai proyek infrastruktur Salah satunya kereta api Laos-China yang dibangun sepanjang 418 km.
Itu merupakan proyek patungan dengan 70 persen saham milik grup Kereta Api Beijing dan pemerintah China, sementara 30 persen lainnya menjadi bagian dari perusahaan negara Laos.
- Kasus Dugaan Bagi-bagi Amplop Said Abdullah di Masjid, Bawaslu Dinilai Lamban
- Soal Vaksin Halal, Menkes Kelabui Umat Islam
- Gugat Menkumham di PTUN, Pengacara KSP Moeldoko Diduga Pernah Palsukan Surat Kuasa